Keenakan Coblos...



Hari ini, tepat tanggal 9 Desember 2015, hampir di seluruh tempat di Indonesia melakukan yang namanya coblos mencoblos, ada yang nyoblos di kampung, ada yang nyoblos di deket rumahnya, ada yang nyoblos di kamar semalam ama pacar... Intinya, apapun yang namanya nyoblos itu enak!

Hari ini, kalo kata orang - orang bilangnya sih "buat apa susah - susah mikirin politik, toh ga ngaruh - ngaruh amat dengan idup gue." Tetapi pendapat ini berkebalikan dengan para mahasiswa, aktivis, para calon pemimpin masa depan. Mereka berpikir ini adalah hal yang sangat sakral, sebutannya sih "Pesta Demokrasi!" Lucu kan? Sama - sama memiliki hak penuh untuk ikut nyoblos, tapi pendapat mereka berbeda.

Di kampus gue sekarang ini, sudah mulai marak yang namanya PEMIRA. Itu adalah salah satu wadah dimana buat ngumpulin orang - orang yang memiliki ambisi dan cita - cita untuk kampus yang lebih baik. Di fakultas gue, lagi rame - ramenya hal ini, lumrah, gimana ga rame 1 fakultas di isi 4 jurusan dan mahasiswanya aja per jurusan paling dikit 200 anak. Baik Hima maupun BEM semua adalah sesuatu yang penting buat ngemajuin kualitas maupun kuantitas dari fakultas gue. Di jurusan gue, pemilihan ketua Hima pun sangat lucu, ketika para tim sukses berlomba - lomba mencari suara, mencari cara, bagaimana calon yang mereka usung menang? Bagaimana cara yang harus dilakukan buat memenangkan kompetisi? Kalo perlu bermain kotor tapi terlihat bersih pun dilakukan, maka dilakukanlah oleh tim sukses ini. Lucu. Gue jadi flashback ketika jaman pemilu kemaren, yang maju hanya 2 orang, yaitu pak Owi dan pak Owo. Negatif dan Black Campaign pun bertebaran dimana - mana, dan ini terjadi di kampus gue, parahnya di jurusan gue sendiri.

Gue suka bingung dengan orang yang tidak peduli dengan yang namanya politik, they said, "politics doesnt hv any effect to my life xob. Jadi buat apa gue susah - susah belajar politik?" Gue cuma mengiyakan, emang sih dampak dari politik ga terlalu keliatan, gue akuin itu, itu lumrah. Tapi kalo lo logika aja dikit, semua keputusan yang ada di masyarakat itu tergantung dari jalannya politik, ambil contoh aja di Korea Utara, kalo misalnya presiden kita, punya sifat ga mau tau kek Kim Jong Un, bisa - bisa rambut semua cowo yang ada di Indonesia berubah jadi kek Boboho. Kan lucu. Mana ada yang mau kek gitu?

Gue sebenernya kurang begitu tertarik dengan hal yang kek gini, kalo orang - orang mungkin nyebutnya gue apatis, ga menggambarkan sisi mahasiswa, tidak berani bersuara, tidak berani mengambil tindakan dan semacamnya, gue bilang ya, gue ini orang yang paling dekat dengan politik. Bahkan orang tua gue sendiri pun adalah anggota dewan, gue udah biasa mendengarkan rapat - rapat yang terjadi di ruang DPR, aspirasi bagus yang terancam gagal karna mayoritas anggota DPR tidak menyutujuinya. Gue udah biasa dengan hal seperti itu. Lalu hasilnya? Gue tetep dekat dengan politik, tapi dengan cara yang berbeda. Sistem yang ada di DPR bisa dirubah tapi perlu waktu. Dan gue? Yap. Gue berusaha untuk memanfaatkan, gimana ya, bukan memanfaatkan, lebih kearah untuk berteman dengan mengambil keuntungan yang sama besarnya. Adil kan?

Sekarang terserah lu mau gimana, mau lu peduli apa engga sama yang namanya politik, itu hak - hak lo pada. gue pribadi berusaha untuk peduli dengan politik. Karna gue ada kepentingan, ga hanya buat gue, tapi buat orang banyak juga, setidaknya kalo misalnya lo mikir untuk tidak peduli, usahain supaya suara lo ga digunain sama orang yang salah. Usahain lo nyoblos buat orang yang lo cinta, karna pemimpin yang kita pilih, tentunya akan menentukan nasib kita kedepannya, gitu aja. Yodah gue lanjut nugas lagi yak! Horras! Pesta Demokrasi! Jangan lupa untuk nyoblos! Kalo ga nyoblos di bilik suara, setidaknya di bilik cinta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020