Surat Untuk (Calon) Istri
Halo, sayang.
Aku buat pesan ini, waktu umur 20 tahun, lebih 4bulan, eh 3.... eh tauk deh sabodo.
I know, i know ini terlalu alay, ngapain juga ditulis di blog, tapi sebagai pengingat aja, bahwa aku pernah berjanji di post ini, jadi kalo aja suatu saat nanti aku kelewatan, atau melupakan beberapa janjiku, kamu bisa ngingetin aku lewat post ini, dan kuusahakan untuk selalu menepati janjiku. Ku usahakan.
Mungkin aku belum mengenalmu, atau mungkin sudah, cuma akunya kurang memperhatikan, di saat umur segini, otakku selalu berkecamuk, dengan semua penat dan masalah yang ada, mulai dari kampus yang ipknya saja nyentuh 3 aja belum, hobi dan usaha yang dilakuin masih belum membuahkan hasil, belajar dari segala hal, sebisa mungkin, dan sebaik mungkin, berusaha lepas juga dari yang namanya masalah laki - laki jaman sekarang, masturbasi. Iya, aku masih berusaha, belum baik, dan tidak akan pernah sempurna, yang jelas, aku masih akan terus berusaha dan belajar, untuk segala apapun, aku siapkan dari sekarang. Aku usahakan.
Kamu, mungkin punya masa lalu kelam, entahlah apapun itu, mulai dari keluarga sendiri, teman yang mungkin kamu sangka baik, ternyata ga sesuai yang diharapkan, punya masalah sama gebetan atau mungkin pacar, masalah sekolah, atau mungkin kerjaan, apapun itu, itu tidak masalah, semua orang punya masa lalu yang kelam, aku pun begitu, tapi selama mau berusaha untuk yang lebih baik, semoga akan selalu diberikan kekuatan untuk menghadai semua masalah. Jangan cepat menyerah ya, sayang.
Setiap hubungan, baik dalam pacaran atau udah nikah, pasti ada aja masalah, entah itu dalam berbagai hal, baik dalam ekonomi sampai ke ego masing - masing yang sama besar, awalnya. Tidak masalah, berantem, aksi tutup mulut, cuek - cuekan, atau apapun itu, wajar, intinya setiap ada permasalahan, dicari jalan keluarnya, bukan hanya salah - salahan aja, karna jalan keluar ga muncul dari saling menyalahkan, tapi ketika menemukan solusi dan berani menurunkan ego lalu mengakui salah kalo emang salah. Saling mengingatkan, itu menurutku, mungkin kamu ada pendapat lain? Bilang ya, aku juga mau dengar dari sisimu (:
Banyak banget orang bilang, kalo udah nikah, kalian harus terima apa adanya dari pasangannya, kalo menurutku, ini kurang tepat, karna, hidup itu penuh tuntutan, kita harus tetap belajar, usaha, berdoa untuk melakukan segala supaya dapat hasil yang maksimal, ketika kita sudah berhenti berusaha, maka kita akan "mati". Makanya, banyak banget kasus yang terjadi di masyarakat, soal perkawinan yang tidak mengenakkan terjadi, dan bukan mencari solusi, tapi saling menyalahkan dan akhirnya pisah, dan aku ga mau itu.
Aku cuma menuntut beberapa hal aja kok, yang pertama, kamu harus pintar, bukan cerdas, tapi pintar, bedanya sangat jelas, kalo cerdas kita cenderung meremehkan, tapi kalo pintar, dia akan terus dan terus belajar, sehingga untuk meremehkan pun ga ada waktu. Di sisi lain, mungkin, kalo ada kejadian yang tidak diharapkan, dengan menjadi pintar, setidaknya kamu bisa menjadi 'pilot' di keluarga kecil kita.
Lalu, aku minta untuk tetap cantik, tidak hanya cantik fisik, tapi hati juga, ini bukan untuk aku, tapi ini terlebih untuk dirimu sendiri, cantik fisik bisa dengan perawatan, sangat mudah, sedangkan cantik hati perlu pembiasaan, pengertian, dan melakukan. Tidak hanya berupa rasa simpati saja, tapi empati dan ingin membantu sesama itu termasuk cantik hati, menurutku.
Terus, mendengarkan. Ini penting juga, dan aku masih belajar soal ini, kenapa aku minta soal mendengarkan, alasannya cukup simple, karna dengan mendengarkan kita bisa memahami satu sama lain, tidak mudah emosi, dan mampu menyelesaikan masalah, mungkin kamu nanti lebih pinter dari aku soal urusan anak, atau yang lain, aku akan berusaha mendengarkan juga kok, to be fair, aku minta kamu ini itu, aku juga masih berusaha untuk melakukan ini, kita sama - sama usaha yuk :)
Jadi sosok ibu yang baik, ini penting. Kenapa? Aku ini orangnya kurang peka, mungkin tau, tapi suka bingung mau ngapain, soalnya banyak orang bilang, kalo aku ngomong sering bikin orang sakit hati, dan aku mau kamu jadi penengah atau penyalur pesan yang baik ketika aku tidak bisa menyampaikan pesanku kepada anak kita kelak, kamu mau kerja nanti juga boleh kok, tapi ingat, tanggung jawab utama seorang istri, ya mengurus anak, bukan tugas pembantu, ini tugas istri. Jadi, kumohon kamu mengerti.
Sebenernya ada beberapa hal lagi sih, tapi masih belum kepikiran, mungkin segini dulu saja kali ya, kamu terus berusaha ya, harus. Aku sayang kamu.
Komentar
Posting Komentar