Sakit Tapi Cinta
Menulis itu menjadi salah satu kegiatan pelepas penat termurah yang paling aku sukai. Iya, suka sekali bahkan. Selain alasan murah tadi, dengan menulis aku bisa lebih luwes dalam bercerita. Karena aku bermain di sudut pandang ceritaku, dan aku melakukan sedikit riset sehingga tulisanku sebisa mungkin tidak menyakiti hati.
Awalnya, aku kira menulis hanyalah kegiatan untuk diriku sendiri. Aku tak pernah berpikiran untuk melangkah lebih jauh seperti sekarang ini. Tidak pernah kepikiran sama sekali bahkan. Setelah dengan konsisten menulis banyak cerita di blog, melakukan riset dengan berkeliling dunia, aku menyadari bahwa, ternyata banyak yang memperhatikan aku. Iya, senang rasanya. Meskipun, hal tersebut diikuti dengan tanggung jawab yang besar pula.
Sempat beberapa kali mengisi kelas seminar online dan juga offline, aku masih merasa tak habis pikir. Iya, dimulai dengan ide iseng, hingga banyak sekali orang beranggapan bahwa tulisanku layak dibaca. Aku memang sempat beberapa kali menulis untuk media berita, tetapi itu memang dikontekskan untuk pekerjaan, ada kode etik dan standar yang aku tetapkan di dalamnya. Sedangkan dalam blog? Nope, aku tidak menetapkan standar yang terlalu tinggi di sini. Hanya biarkan mengalir saja.
Lucunya, aku baru menyadari bahwa ketika kita mulai 'naik ke kereta', akan banyak sekali yang tertinggal. Entah itu dari lingkaran hidup yang paling jauh, seperti teman yang sekedar kenal, lalu sahabat, pasangan, hingga keluarga. Aku baru menyadarinya, dan aku mulai merasa sedikit ketakutan.
Jujur saja, kalau ditanya apakah aku menyesal atau tidak, aku akan menjawab dengan lantang 'TIDAK'. Kenapa? Karena aku menyukainya! Aku menikmatinya! I just really love it! Tetapi, pertanyaan berikutnya, apakah kamu siap menerima 'semuanya'? Itu yang mulai membuatku berpikir panjang.
Aku dulu, sempat meninggalkan banyak hal, hingga seseorang yang aku sayang pun aku tinggalkan. Aku sempat merasa kecewa. Ayolah, itu perasaan normal kan? Tetapi, itu sebanding kan? Kurasa begitu.
Kalau masih diijinkan untuk berbicara jujur, aku akan bilang bahwa di posisi sekarang ini tidak menyenangkan. Sangat. Apalagi, kalau kamu memang belum tahu arah mana yang akan kamu tuju ke depannya. Sepanjang aku 'melangkah', untuk saat ini, hanyalah berisi kegelapan saja. Gelap. Kesepian. Dan ingin bunuh diri saja rasanya. Tetapi aku cinta. Tahu ndak sih, kadang karena terlalu cintanya, aku sampai harus rela menyakiti diriku sendiri? That's what i feel right now. Meskipun jalan di depan sana gelap gulita, aku akan tetap terus berjalan. Akan. Tenang saja.
Komentar
Posting Komentar