Tidak Punya Opsi
Pernah kepikiran ga sih, gimana rasanya hidup tanpa opsi? Gue beberapa hari ini memikirkan hal itu. Tentu saja, jawabannya masih belum menemukan yang cocok. Satu sisi gue senang, karena tidak punya opsi, berarti gue bisa banget fokus terhadap apa yang akan gue kerjakan, tetapi di sisi lain gue sedih sih. Iya, sedih aja. Kalau misalnya gue ga ada opsi, hidup berasa berhenti di tempat. Iya, setiap kali melakukan sesuatu, pasti yang ditemui hanya itu-itu saja. It sucks.
Gue sempat sih mendiskusikan ini sama beberapa teman. Meskipun ya tetnu, jawaban yang akan selalu gue terima adalah tergantung. Tergantung dalam posisi apa saat ini, bagaimana lu melihat, bagaimana lu menilai, bagaimana background lu, dan banyak hal pertimbangan lainnya. Gue sih ga menyesal mendengarkan jawaban mereka. Biasa saja. Karena gue sudah bisa menduganya juga sedari awal. Tidak terkejut.
Cuma ya, ya sudahlah. Karena saat ini menurut gue, ga ada yang bisa banyak dilakukan. Waktu 24 jam rasanya kurang, dan sepertinya gue akan mencoba memanfaatkan beberapa waktu luang gue untuk melakukan beberapa kegiatan produktif lainnya. Ya, semoga badan gue kuat deh. Doakan saja.
Well, i know beberapa post sebelum ini sangat tidak jelas isinya. Hanya saja, gue merasa sesekali manusia perlu tidak jelas. Hahaha, my bad. Alasan gue aja itu. Biasa, penulis juga terkadang punya moment dimana ga tahu harus menulis apa, and it happens to me a moment ago. Btw, semoga hidupmu selalu cukup. Enjoy your day!
Komentar
Posting Komentar