Pembohong.
Aku adalah pembohong,
Kita semua adalah pembohong.
Pembohong di setiap situasi dan kondisi.
Pembohong yang sangat cerdik.
Mungkin kalian akan mengelak, tidak percaya dan mungkin juga tidak setuju dengan hal ini.
Tetapi,
Orang tua kita sendiri pun yang mengajari kita untuk berbohong,
Entah dalam konteks apapun itu, baik untuk kebaikan atau untuk kepentingan bersama,
Kita terbiasa untuk berbohong, bahkan dalam hal sepele sekalipun.
Ambil contoh saja,
Ketika kita membuat janji dengan seseorang, tetapi kita masih sering telat hadir atau bahkan tidak hadir sama sekali.
Itu hal yang kecil bukan? Hal yang kita remehkan.
Masih belum percaya kalau ternyata kita pembohong?
Ketika teman kalian sedang tidak bisa hadir untuk kuliah, dan mereka berpesan untuk titip absen, lalu kalian membantunya.
Atau mungkin ketika kalian ujian, baik itu kuis, uts, uas, atau mungkin bahkan tugas yang kalian dapatkan dari dosen, masih saja kalian mencontek dari teman kalian.
Atau juga ketika kalian makan di warung depan kos - kosan, kalian mengambil gorengan 3 tapi kalian bilang cuma mengambil 1.
Itu semua termasuk pembohongan kecil bukan? Pembohongan yang kita lumrah kan adanya.
Pembohongan demi kepentingan bersama.
Tidak masalah, apabila kalian berpikiran seperti itu, itu hak kalian.
Tapi ingatlah,
Orang - orang yang sekarang di DPR itu tidak muncul dengan sendirinya.
Mereka dulu pernah menjadi seperti kita,
Meneriakkan "Katakan 'tidak' pada korupsi" seperti yang masih kita lakukan sekarang ini.
Mereka dulu pernah ada diposisi kita, dan 10 atau 20 tahun kedepan kita yang akan menggantikannya.
Lalu mau jadi apa kita nanti?
Kalau ternyata kita masih menyalahkan berbagai pihak, tanpa membenahi diri sendiri.
Kita teriakkan "jangan korupsi" tapi perilaku kita bertindak seperti koruptor.
Mau jadi apa? Mau jadi seperti DPR yang sekarang ini? Tidak ada perubahan berarti? Atau mungkin ada tapi tidak ke arah yang lebih baik?
Aku tidak menyalahkan berbagai pihak.
Ini adalah puisi teruntukku sendiri, sebagai pengingatku.
Bagaimana kamu mau merubah nasib suatu bangsa, tetapi dirimu sendiripun tidak ada perubahan?
Seperti kata pak Soekarno "beri aku 1000 orang tua maka akan ku cabut semeru dari akarnya, tapi beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia!!"
Lucu bukan? Pak Karno sendiripun yang bilang. Bapak Presiden pertama Indonesia.
Ketika jaman sekarang sangat berbeda dengan jaman dahulu,
Ketika pada jaman dahulu pemuda berusaha untuk membuat Indonesia merdeka.
Tetapi pada jaman sekarang, pemudanya cenderung untuk menyalahkan pemerintah untuk segala masalah yang ada di Indonesia.
Saya tidak menyalahkan hal itu. itu lumrah adanya.
Setidaknya, meskipun saya, sebagai pemuda tidak bisa banyak berbuat sesuatu.
Tetapi saya akan berusaha untuk memperbaiki diri sendiri.
Mulai dari hal - hal kecil,
Seperti datang tepat waktu, tidak titip absen dengan teman, atau berusaha untuk jujur terhadap sesuatu hal.
Meskipun tidak berpengaruh banyak,
Setidaknya saya berusaha untuk tidak mengeritik dengan hasil kosong, tetapi saya berusaha memperbaiki diri saya sendiri.
Tidak ada ruginya bukan?
Setidaknya, nanti ketika kita, para pemuda Indonesia ini, memegang kendali penuh atas Indonesia.
Saya tau bagaimana caranya untuk bertindak.
Meskipun sepele, bayangkan apabila mayoritas pemuda kita berpikiran seperti ini, berpikiran untuk memajukan Indonesia tanpa menyalahkan dan berpikir lalu bertindak untuk menyelesaikan masalah.
Mungkin ini terlalu klise, terlalu berharap.
Indonesia mungkin tidak sempurna, tetapi dia layak untuk kita perjuangkan.
Kita sebagai pemuda Indonesia, kita perjuangkan bersama, mulai dari diri sendiri.
Semoga.
Dariku, untuk mengingatku 10-20 tahun kedepan.
Faisal Dika Maulana
Komentar
Posting Komentar