Emosi sedikit
Pertanyaan memang selalu menyebalkan, terutama ketika kalau kita ga bisa jawab pertanyaan itu. Ada perasaan ingin marah tetapi tertahan dalam hati, karena tidak mungkin dikeluarkan pada saat itu juga. Bisa memalukan buat diri sendiri, dengan orang sekitar. Tetapi kalau sudah keterlaluan, harus bagaimana?
Jadi, kemarin ada acara keluarga besar, yang di mana, seluruh keluarga besar dari pihak orang tuanya Ibu berkumpul bersama di satu tempat yang sama, silaturahmi dan juga saling meminta maaf satu sama lain. Tidak, aku tidak benci dengan tradisi ini. Biasa saja. Lagi pula, ada alasan apa aku harus membenci hal itu? Ketemu juga jarang sekali, lalu membenci tanpa alasan. Terlalu menghabiskan tenaga, mending juga tulis atau membuat sesuatu yang lebih bermanfaat.
Setiap pertemuan keluarga besar, selalu ada pertanyaan basa - basi, yang sebenarnya mereka tidak terlalu peduli dengan hal ini. Cuma, kalau tidak ditanyakan, nanti kesannya tidak peduli, lalu hubungan keluarga merenggang. Ya semacam formalitas belaka. Pertanyaan yang ditanyakan pun biasanya sederhana, mulai dari kuliah di mana, kerjanya apa, pacarnya siapa, dan sejenisnya. Remeh bukan? Iya, remeh banget sampai ga penting - penting amat buat dijawab.
Lalu, seperti biasa, kalau ada pertanyaan seperti ini, mau tidak mau harus dijawab, bukan? Lebih baik dijawab seadanya, lalu percakapan selesai tanpa ada yang tersinggung, daripada dibiarkan, yang ada malah panjang urusannya. Benar tidak? Nah, yang jadi masalah di sini adalah, ketika sudah dijawab, eh akunya malah disalah - salahkan. Bete? JELAS DONG! ELU MAH SAPA YA NYING KOK NYALAH - NYALAHIN HIDUP GUE.
Nah, kejadiannya seperti ini. Waktu itu kan lagi sama adik sendiri, sebagai kakak - adik yang tidak romantis, ketika ada acara yang sebenarnya tidak mau dihadiri, kita bekerja sama untuk terlihat baik di depan saudara lainnya. Setidaknya sampai acara selesai, tidak hanya aku kan yang begitu? Lalu, ada salah seorang, entah dia paman atau kakek, kurang jelas dalam susunan keluarga, intinya mukanya tua itu, tiba - tiba datang terus bertanya tentang kesibukanku apa. Karena sebagai orang yang baik, maka ku jawab dengan baik dan benar, mulai dari pernah kerja di radio hingga kesibukan sekarang apa. Lalu, tahu ga apa yang dia lakukan? Dia menyalahkan pilihan hidup yang ku ambil, terus bilang kalau kerja di radio itu membohongi publik dan sebagainya. Memang, itu tidak salah. Tetapi, dia itu siapa begitu? Beri aku makan sehari - hari saja tidak, terus masih menyalahkan juga. Masih untung aku dapat penghasilan dari keringatku sendiri, nah dia dengan seenaknya bilang begitu. Pakai menyuruhku untuk mengikuti gaya hidupnya. Hadeh. Aing kok jadi marah - marah gini sik. Astaghfirullah:(((( maafkan hamba ya Tuhan.
Nb: Buat kalian, kalau mau bertanya, itu boleh. Apa pun pertanyaannya, selama basa - basi dan berniat untuk menjalin silaturahmi itu bagus. Kalau sudah mengatur hidup orang lain. I totally disagree with that shit.
Jadi, kemarin ada acara keluarga besar, yang di mana, seluruh keluarga besar dari pihak orang tuanya Ibu berkumpul bersama di satu tempat yang sama, silaturahmi dan juga saling meminta maaf satu sama lain. Tidak, aku tidak benci dengan tradisi ini. Biasa saja. Lagi pula, ada alasan apa aku harus membenci hal itu? Ketemu juga jarang sekali, lalu membenci tanpa alasan. Terlalu menghabiskan tenaga, mending juga tulis atau membuat sesuatu yang lebih bermanfaat.
Setiap pertemuan keluarga besar, selalu ada pertanyaan basa - basi, yang sebenarnya mereka tidak terlalu peduli dengan hal ini. Cuma, kalau tidak ditanyakan, nanti kesannya tidak peduli, lalu hubungan keluarga merenggang. Ya semacam formalitas belaka. Pertanyaan yang ditanyakan pun biasanya sederhana, mulai dari kuliah di mana, kerjanya apa, pacarnya siapa, dan sejenisnya. Remeh bukan? Iya, remeh banget sampai ga penting - penting amat buat dijawab.
Lalu, seperti biasa, kalau ada pertanyaan seperti ini, mau tidak mau harus dijawab, bukan? Lebih baik dijawab seadanya, lalu percakapan selesai tanpa ada yang tersinggung, daripada dibiarkan, yang ada malah panjang urusannya. Benar tidak? Nah, yang jadi masalah di sini adalah, ketika sudah dijawab, eh akunya malah disalah - salahkan. Bete? JELAS DONG! ELU MAH SAPA YA NYING KOK NYALAH - NYALAHIN HIDUP GUE.
Nah, kejadiannya seperti ini. Waktu itu kan lagi sama adik sendiri, sebagai kakak - adik yang tidak romantis, ketika ada acara yang sebenarnya tidak mau dihadiri, kita bekerja sama untuk terlihat baik di depan saudara lainnya. Setidaknya sampai acara selesai, tidak hanya aku kan yang begitu? Lalu, ada salah seorang, entah dia paman atau kakek, kurang jelas dalam susunan keluarga, intinya mukanya tua itu, tiba - tiba datang terus bertanya tentang kesibukanku apa. Karena sebagai orang yang baik, maka ku jawab dengan baik dan benar, mulai dari pernah kerja di radio hingga kesibukan sekarang apa. Lalu, tahu ga apa yang dia lakukan? Dia menyalahkan pilihan hidup yang ku ambil, terus bilang kalau kerja di radio itu membohongi publik dan sebagainya. Memang, itu tidak salah. Tetapi, dia itu siapa begitu? Beri aku makan sehari - hari saja tidak, terus masih menyalahkan juga. Masih untung aku dapat penghasilan dari keringatku sendiri, nah dia dengan seenaknya bilang begitu. Pakai menyuruhku untuk mengikuti gaya hidupnya. Hadeh. Aing kok jadi marah - marah gini sik. Astaghfirullah:(((( maafkan hamba ya Tuhan.
Nb: Buat kalian, kalau mau bertanya, itu boleh. Apa pun pertanyaannya, selama basa - basi dan berniat untuk menjalin silaturahmi itu bagus. Kalau sudah mengatur hidup orang lain. I totally disagree with that shit.
Komentar
Posting Komentar