Hidup Cuma Sekali | Random

"Hidup itu cuma sekali," kata seorang teman ketika sedang mabuk.
"Dinikmati saja, kalau misalnya benci sama orang, ya bilang, kalau sayang ya bilang, jangan kayak gue, setelah ditinggal baru mabuk kek gini, hahaha, bangsat." Tambahnya.

Ku dengarkan saja, bukannya mau melawan atau bagaimana. Ada hak apa aku melawan? Terkadang, ketika seseorang putus asa, yang pertama kali mereka inginkan hanya didengarkan. Seperti sekarang ini. Bahkan, kalau misalnya kalian beruntung, apa yang akan terucap, merupakan saran yang paling pantas kalian terima. Dibanding dengan orang - orang yang kalian tanyakan ketika dalam keadaan waras.

Tetapi, tiap individu berbeda. Cara penyampaiannya, berbicaranya, hingga berpikirnya pun punya jalan tersendiri. Aku sendiri kecewa dengan cara pemikiranku, tetapi sekaligus bangga di sisi lain. Seperti misalnya, ketika aku berbicara, kadang apa yang terucap, dan dipikirkan tidak pernah sejalan. Bilangnya iya nyatanya tidak. Labil sekali, bukan? Maklum, geminian memang begini nasibnya. Tapi, bukan berarti aku tidak mencari jalan keluarnya sih ya, ini lagi masih mencari. Tetapi yang pasti, aku tetap berusaha menepati janji apabila berjanji pada jauh - jauh hari. Peningkatan.

Jujur saja, ini postingan random karena sudah lama ga tulis sesuatu di blog, sedikit bingung mau bahas apa, sebenarnya ada materi buat review buku maupun film, tetapi bukunya belum kelar, dan juga filmnya lagi tidak ada yang bagus. Jadi ya begini deh, bingung harus memulai lagi.

Intinya, aku sayang sama seseorang, dan masih belum bisa bilang jujur sampai sekarang. Tapi pernah berjanji pada jauh hari. Entahlah, jadi kenyataan atau tidak, setidaknya aku mulai berusaha lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020