Hidup itu Adil | Random

Hari ini, mungkin adalah hari yang cukup buruk untuk warga Indonesia. Seperti yang kita tahu, mengenai keputusan hakim untuk penanganan bapak Basuki Tjahaja Purnama atas kasus penistaan agama, berlangsung hari ini. Dan keputusan dari hakim adalah penjara selama 2 tahun. Sedih? Aku tidak terlalu merasa begitu. Biar ku jelaskan sedikit.

Mendengar kabar seperti itu sejujurnya membuat hati sedikit shock. Jujur saja. Seperti yang kita tahu, bahwa bapak Basuki, tidak pernah bermaksud untuk menistakan suatu agama. Apalagi agama mayoritas. Itu sama saja seperti cari mati. Dan, seperti yang kita ketahui juga, bahwa keluarga angkat dari beliau adalah mayoritas islam. Bagaimana bisa ada orang yang berpikiran bahwa ia menista agama? Saya masih belum habis pikir.

Tetapi, mengenai keputusan itu. Saya tidak bisa banyak berkomentar. Sesungguhnya, segala sesuatu telah ditulis apa adanya, jadi tidak ada yang terlewat satu pun pastinya. Dan di saat seseorang mendapat hal yang buruk, di lain sisi juga pasti ada hal baiknya. Meskipun, terkadang kita sendiri belum menyadari hal tersebut.

Dibandingkan yang lainnya, saya berusaha melihat nilai positifnya. Mungkin ini sedikit lebih susah daripada melihat sisi positif dari kejadian lainnya. Tetapi, apabila ditelaah dengan seksama, pasti bisa ditemukan, meski hanya secuil.

Yang pertama, bapak Basuki, menjadi narapidana dari kalangan politikus yang dimasukkan ke penjara bukan atas kasus korupsi, melainkan penistaan agama. Di sini saya bangga, karena beliau konsisten dengan apa yang selalu diucapkannya. Tidak seperti yang lainnya, mulutnya selalu manis tapi kelakuannya tidak semanis itu. Tidak perlu disebutkan itu siapa? Banyak kok.

Yang kedua, meskipun dinyatakan bersalah dan dipenjara. Kalau kita lihat media sosial, masih banyak sekali orang yang ingin berfoto dengan beliau. Padahal ia narapidana loh. Bagaimana? Ga habis pikir apa coba? Saya sendiri cuma bisa tertawa kecil mengetahui fakta ini, fakta bahwa beliau sangat dicintai oleh masyarakat. Mulai dari karangan bunga, kiriman ribuan balon, hingga diajak foto bersama pun meski sudah berstatus narapidana. Amazing.

Terakhir, tentang semangat. Entah kenapa, meski ada beberapa hal yang tak sejalan dengan cara berpikirnya bapak Basuki, seperti marah - marah, yang memang saya sendiri tahu maksudnya, untuk sesuatu yang lebih baik. Tetapi semangat beliau dalam menunjukkan keadilan tidak bisa dipandang remeh. Selalu jujur dan apa adanya. Berusaha demi orang banyak meskipun banyak sekali "oknum" yang melawan. Dan banyak hal baik lainnya yang bisa dipelajari dari beliau. Salut pak. You've got my standing applause.

Setelah itu semua, yang saya sadari adalah, mengeluh dan berharap sesuatu berjalan sebagaimana yang kita harapkan, tidak akan membuat hasil apa pun. Tidak akan. Maka, saya memutuskan untuk berhenti mengeluh di hadapan orang banyak. Konsepnya adalah "Kalau masih belum bisa dilakukan orang lain, biar saya sendiri yang melakukannya terlebih dahulu."

Terima kasih Bapak Basuki Tjahaja Purnama. Perjuanganmu belum berakhir. Perjuanganku akan ku tingkatkan. Entah sampai kapan, yang jelas batas akhirnya adalah ketika Tuhan bilang untuk 'berhenti'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020