Regret
Dua kepribadian. Pernah kepikiran juga ga sih? Kalau misalnya, kalian ternyata punya 2 kepribadian yang sangat menyimpang satu sama lain. Saling tarik menarik ketika dihadapkan dengan kondisi yang memaksa untuk berpikir cepat, yang pada akhirnya kalian akan berakhir dengan bingung, lalu berkata dalam hati, "apa yang baru saja kulakukan?"
Aku pernah. Dan sering. Tidak setiap saat memang, karena kalau terlalu sering dihadapkan dengan kondisi tersebut, berarti ada 2 kemungkinan. Tuhan ingin kamu belajar lebih, atau mungkin kamu cukup bodoh, karena belum belajar dari pengalaman. Tetapi, biasanya sih alasan ke 2 lebih masuk akal, karena pada dasarnya manusia ingin dimengerti daripada mengerti sesama, benar bukan?
Kalau dipikir lebih mendalam lagi, ternyata kebiasaanku ketika menulis dan berbicara langsung bersama orang adalah 2 hal yang bertolak belakang. Contohnya dalam kehidupan nyata, aku orang yang cukup ramai, bahkan kalau bisa disuruh diam, pasti disuruh diam aku. Tetapi pada dasarnya aku memang begitu, orang akhirnya bersabar menerima hal itu. Sepakat untuk tidak sepakat.
Tetapi, hal itu berbeda, ketika aku mulai berada di depan komputer, atau mungkin lebih tepatnya di dunia maya. Di blog ini saja misalnya, bahasa yang di gunakan cenderung aman dan tenang, seperti tidak ada masalah dengan sikap yang lebih cenderung fluktuatif. Hal ini pun sempat menjadi pertanyaan anak - anak, kenapa begitu? Apa yang salah denganmu? Seharusnya tulisan itu merepresentasikan seorang individu. Itu kata mereka. Ingin tertawa, tetapi tidak mampu. Entah, aku sendiri merasa asing dengan diriku ketika sudah berada di dunia maya. Dan aku juga merasa asing ketika berada di dunia nyata. Seperti ada 2 kepribadian yang saling menolak satu sama lain untuk berkolaborasi.
Tetapi, sesungguhnya aku mencintai hal ini. Meskipun, memang merepotkan. Pernah dalam suatu kondisi, kepribadian yang tidak ingin dikeluarkan, malah muncul. Hasilnya? Ya penyesalan itu. Apalagi yang bikin tambah kesal adalah, penyesalan itu tidak ada batas waktu. Bisa panjang, bisa juga pendek. Hal ini berdampak pada niat dan kemauan dalam melakukan sesuatu. Kamu pasti pernah kan, salah mengambil keputusan, lalu menyesal tidak hanya dalam 1 atau 2 hari. Tetapi bisa berbulan - bulan. Dan rasa itu tetap membekas dalam otak. Pernah kan? Ayolah, tidak aku saja yang sebegitu idiotnya kan?
Dari situ aku belajar, aku berusaha untuk memutar point of view, atau yang bisa dibilang sudut pandang. Terlalu sering bersedih, bukannya tidak baik juga ya? Akhirnya aku berusaha untuk mencari jalan keluar, mencari nilai positif daripada hal yang terjadi itu. Belajar dari kesalahan tersebut. Tidak sempurna memang, bahkan aku bisa dengan sangat yakin bilang bahwa tidak akan. Tetapi setidaknya setiap orang belajar dari kesalahan bukan? Lalu, akhirnya aku menyadari beberapa hal. Terpuruk terlalu lama tidak akan menyelesaikan masalah, karena waktu tidak akan pernah berhenti meski ada atau tidaknya masalah. Mencari jalan keluar adalah satu - satunya cara untuk bisa keluar dari hal itu, meskipun jujur saja, otak negatif ini selalu lebih cepat jalan daripada otak positifnya. Tetapi, kalau orang mau belajar, bukannya tidak masalah ya?
Aku pernah. Dan sering. Tidak setiap saat memang, karena kalau terlalu sering dihadapkan dengan kondisi tersebut, berarti ada 2 kemungkinan. Tuhan ingin kamu belajar lebih, atau mungkin kamu cukup bodoh, karena belum belajar dari pengalaman. Tetapi, biasanya sih alasan ke 2 lebih masuk akal, karena pada dasarnya manusia ingin dimengerti daripada mengerti sesama, benar bukan?
Kalau dipikir lebih mendalam lagi, ternyata kebiasaanku ketika menulis dan berbicara langsung bersama orang adalah 2 hal yang bertolak belakang. Contohnya dalam kehidupan nyata, aku orang yang cukup ramai, bahkan kalau bisa disuruh diam, pasti disuruh diam aku. Tetapi pada dasarnya aku memang begitu, orang akhirnya bersabar menerima hal itu. Sepakat untuk tidak sepakat.
Tetapi, hal itu berbeda, ketika aku mulai berada di depan komputer, atau mungkin lebih tepatnya di dunia maya. Di blog ini saja misalnya, bahasa yang di gunakan cenderung aman dan tenang, seperti tidak ada masalah dengan sikap yang lebih cenderung fluktuatif. Hal ini pun sempat menjadi pertanyaan anak - anak, kenapa begitu? Apa yang salah denganmu? Seharusnya tulisan itu merepresentasikan seorang individu. Itu kata mereka. Ingin tertawa, tetapi tidak mampu. Entah, aku sendiri merasa asing dengan diriku ketika sudah berada di dunia maya. Dan aku juga merasa asing ketika berada di dunia nyata. Seperti ada 2 kepribadian yang saling menolak satu sama lain untuk berkolaborasi.
Tetapi, sesungguhnya aku mencintai hal ini. Meskipun, memang merepotkan. Pernah dalam suatu kondisi, kepribadian yang tidak ingin dikeluarkan, malah muncul. Hasilnya? Ya penyesalan itu. Apalagi yang bikin tambah kesal adalah, penyesalan itu tidak ada batas waktu. Bisa panjang, bisa juga pendek. Hal ini berdampak pada niat dan kemauan dalam melakukan sesuatu. Kamu pasti pernah kan, salah mengambil keputusan, lalu menyesal tidak hanya dalam 1 atau 2 hari. Tetapi bisa berbulan - bulan. Dan rasa itu tetap membekas dalam otak. Pernah kan? Ayolah, tidak aku saja yang sebegitu idiotnya kan?
Dari situ aku belajar, aku berusaha untuk memutar point of view, atau yang bisa dibilang sudut pandang. Terlalu sering bersedih, bukannya tidak baik juga ya? Akhirnya aku berusaha untuk mencari jalan keluar, mencari nilai positif daripada hal yang terjadi itu. Belajar dari kesalahan tersebut. Tidak sempurna memang, bahkan aku bisa dengan sangat yakin bilang bahwa tidak akan. Tetapi setidaknya setiap orang belajar dari kesalahan bukan? Lalu, akhirnya aku menyadari beberapa hal. Terpuruk terlalu lama tidak akan menyelesaikan masalah, karena waktu tidak akan pernah berhenti meski ada atau tidaknya masalah. Mencari jalan keluar adalah satu - satunya cara untuk bisa keluar dari hal itu, meskipun jujur saja, otak negatif ini selalu lebih cepat jalan daripada otak positifnya. Tetapi, kalau orang mau belajar, bukannya tidak masalah ya?
Komentar
Posting Komentar