Can we travelling again?
Can we travelling again?
Pertanyaannya selalu terlintas di kepalaku. Itu pertanyaan terakhir, yang ditanyakan dengan senyum dan nada meminta dengan sangat. Aku mendengarnya pun tidak sampai hati, ingin sekali lagi kuajak dia berjalan - jalan dan melihat dunia, tetapi itu sudah tidak bisa lagi. Kenapa? Ya, karena kita sudah memutuskan untuk berjalan sendiri - sendiri. Kita. Atau mungkin hanya aku saja yang memutuskan begitu.
Ada pepatah yang bilang, kalau ingin bisa melihat banyak tempat, pergilah sendirian. Kalau ingin menimbulkan kenangan dan cinta, pergilah dengan pasangan. Sedangkan, kalau ingin berbagi keluh kesah dan lepas dari sakit hati, pergilah dengan sahabat. Aku baru menyadari hal ini, setelah berjalan cukup jauh dari rumah. Cukup jauh.
Pernah aku pergi dengan teman, mengelilingi beberapa tempat di Jawa, seperti Bandung, Jakarta, Malang dan beberapa kota lainnya. Aku mendapatkan banyak hal, seperti tahu bagaimana cara bersenang - senang, lebih bebas dalam bercerita hingga mengerti bahwa yang ada masalah itu tidak hanya aku sendiri, selalu ada orang lain yang punya masalah lebih besar dan siap membantu.
Pergi dengan pasangan pun juga pernah, yang jelas lebih menyenangkan dengan pasangan. Karena hampir semua kebutuhanku ada yang mengingatkan. Seperti peralatan mandi, alat elektronik dan berbagai hal yang termasuk remeh - temeh. Tetapi, ada beberapa hal yang tidak kupikirkan saat itu. Pisah. Iya, pisah dari pasangan adalah sebuah hal yang buruk. Ketika kita telah berjalan cukup jauh, jauh dari rumah, jauh dari keluarga, jauh dari lingkungan yang biasa kita tinggali, dan hanya berdua dengan pasangan. Maka, segala kenangan pun mulai terbentuk. Mulai dari yang sepele hingga yang mendetail. Tidak, aku tidak benci, tetapi karena hal ini pula, untuk bisa bangkit setelah ditinggal pergi, itu butuh waktu dan tenaga, bukan?
Pergi sendirian lebih menyenangkan menurutku. Kenapa? Ya karena sendirian. Tidak perlu ada janji ketemu, tidak perlu saling menunggu, tidak perlu babibu yang tidak jelas. Hanya pergi. Terdengar menyenangkan bukan? Awalnya. Tetapi, setelah dijalani tidak selalu mulus, kalau mau mulus mah lihat saja paha dari *insert name here*. Jalan - jalan sendirian itu sama seperti naik *sebut nama wahana yang paling tidak disukai*. Berasa ngeri - ngeri sedap begitu. Takut memang, karena kita tidak tahu ke mana kita melangkah. Tetapi, karena itu juga mata kita lebih tajam dalam melihat sesuatu. Lebih perhatian, dan lebih menghargai diri kita sendiri sebagai manusia. Bahkan, setelah perjalanan sendiri pun bakalan teringat sampai kapan pun. Karena, suatu saat nanti, ketika dewasa, kita bakalan mengingat hal itu, terus bilang "goblok ya dulu kita."
Ah, jadi ingin jalan - jalan lagi kan. Rindu banget. Mungkin secepatnya. Atau mungkin, kamu mau ikutan jalan - jalan?
Komentar
Posting Komentar