Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Akhir?

2017 akan berakhir dalam hitungan waktu, beberapa jam lagi. Senang? Sangat! Sedih? Lumayan. Banyak kenangannya? Tentu! Apa yang didapat 2017? Banyak! Banyak banget hal bermanfaat yang didapatkan dari 2017. Karena terlalu banyaknya, aku sampai harus membagi ke beberapa hal. Kalau tidak begitu, akan sama panjangnya dengan menulis skripsi. :( Pertama, soal travelling. Aku suka sekali dengan hal yang berbau ini. Kalau ada waktu, selalu aku sempatkan untuk berjalan - jalan. Entah destinasi yang cukup dekat, seperti ke luar kota, atau kalau lebih niat sedikit, ke luar negeri. Awal tahun, aku buka dengan berada di negeri orang, lebih tepatnya di Sri Lanka. Salah satu negara yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya. Tenang, aku sendiri mengira negeri ini ada di dekat Thailand, yang tentunya aku salah besar. Negeri ini, tepat sekali di bawah India. Iya, negara yang terkenal dengan berbagai macam hal. Seperti Bollywood, teknologi, lingkungan, dan berbagai macam hal lainnya. Aku sudah m...

Kabar Gembira?

Hari ini tidak ada sesuatu yang dibahas. Entah, aku masih belum tahu mau bahas apa sampai aku menuliskan ini, terlalu banyak yang menjadi kendala pikiran saat ini, seperti akhir tahun yang ternyata banyak pengeluaran, dikarenakan mobil kesayanganku sedikit bermasalah. Lalu, persiapan awal tahun yang tak kalah banyaknya, hingga yang paling parah adalah tentang ide. Selalu ada ide yang terlintas di kepala, tetapi yang jadi masalah adalah, apakah akan terealisasikan dengan baik? Entah, belum tahu pastinya, yang jelas aku menunggu waktu yang tepat. Tetapi, daripada aku hanya berkeluh kesah seperti ini, mungkin ada baiknya kalau aku mengumumkan kabar baik. Nanti, mulai tangga 1 Januari, aku akan melanjutkan tulisan cerita bersambungku yang "Masturbasi". Iya, aku akan melanjutkannya, tetapi perlu sedikit persiapan, sehingga hasilnya akan sesuai harapan. Kalau ditanya, episode berapa ingin berakhir? Jawabannya, belum tahu. Karena, sebagian besar itu juga berdasarkan pengalaman pri...

We're never in there.

Jadi, bagaimana memulainya? Aku bingung, harus dari mana bercerita soal ini. Semua terlalu bias, sehingga untuk menentukan definisi benar atau salah pun, tidak jelas. Terlalu tipis antara keduanya. Bisa jadi benar di sisi A, sedangkan di sisi lain bisa jadi salah. Tapi, mari kita diskusikan saja, aku biarkan semua mengalir begitu saja seperti tulisan ini. Beberapa waktu yang lalu, marak sekali pembahasana mengenai LGBT, yang di mana waktu itu Amerika sudah melegalkannya. Entah kalau sekarang, ada yang bilang legal, ada yang tidak. Aku kurang mengikuti hal tersebut. Tetapi yang jelas, hal ini berdampak pada beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia. Aku tidak bilang, Indonesia melegalkan hal ini, dibilang ilegal pun tidak bisa, kan? Terlalu tipis perbedaanya. Setelah selang beberapa waktu, muncul lagi kasus yang di mana ada 2 orang pria dewasa yang diduga pecinta sesama jenis, dikarenakan bergoncengan di sepeda motor dengan mesranya. Padahal, faktanya mereka adalah saudara. Hal ini,...

Natal dan Bullying

Hari ini adalah sesuatu yang cukup spesial, karena kita merayakan natal. Oke, meskipun tidak secara langsung merayakan di gereja sih, tetapi kita tetap menikmati hari liburnya, bukan? Beberapa tahun yang lalu, cukup ramai larangan untuk mengucapkan "selamat hari natal" ke orang yang melaksanakannya. Tahun ini pun begitu, meskipun tidak seramai dulu. Mungkin, kamu juga berpikir demikian, bukan? Tidak apa, setiap orang punya ilmunya tersendiri. Aku tidak akan menyalahkan atau membenarkannya, karena kita sama-sama dalam proses belajar, tetapi boleh kan, aku menjelaskan apa yang aku pelajari selama 21 tahun ini? :) Hidup di Indonesia sebenarnya mudah, sekaligus susah dalam waktu bersamaan. Khususnya, di pulau Jawa. Semua fasilitas ada, harga cukup terjangkau, akses yang mudah, keberagaman pun ada, apa pun itu, silakan sebutkan, kamu pasti bisa menemukannya di Jawa. Tetapi, karena kemudahan itu pula, membuat kita menjadi mudah untuk berkonflik, khususnya tentang uang. Hei, kamu...

Jakarta Ku.

Jakarta. Kalau ada yang bilang, kota mana yang paling ingin aku tinggali sebelum memasuki masa tua, Jakarta adalah salah satunya. Mungkin tidak hanya aku sih, kamu juga mungkin ingin merasakan tinggal di sini, tetapi sebelum itu, mungkin kamu sebaiknya memikirkan beberapa hal. Tinggal di Jakarta selama 5 hari lebih, membuatku berpikir banyak hal. Mulai dari yang sepele seperti persiapan pindahan, barang yang harus dibawa, adaptasi lingkungan baru, hingga paling ribet adalah rindu akan rumah. Pindah itu bukan sesuatu yang mudah, meskipun diucapkan terasa sepele sekali, tetapi ketika dijalani? Ya, perlu penyesuaian. Kalau misalnya kamu adalah seorang ekstrovert, mungkin akan sangat mudah untuk berpindah dari satu tempat ke yang lainnya. Bagaimana sebaliknya? Lalu, selama pindah pun, akan muncul masalah baru. Mulai dari peraturan yang berlaku, teman, tetangga, bahkan suasana. Seberapapun kamu berusaha untuk menutupi hal itu, pasti akan terasa juga, apalagi rasa akan rindu rumah. Iya, ...

Liburan Di Jakarta

Hei! Bagaimana kabar? Baik? Sehat? Senyum dulu dong! Aku juga rindu kamu kok, makanya aku mau tulis sesuatu di sini :) Jadi, selama beberapa hari ini bakalan stay di Jakarta dulu. Mulai dari hari senin kemarin, hingga hari minggu besok, tanggal 24. Bentar saja, belum bisa lama-lama, karena tanggal 26, bapak mau pergi berangkat umroh. Kamu mau titip doa kah? Nanti aku sampaikan ke bapak, biar diucapkan di sana. Ga janji ya, tapi kuusahakan :) Jadi, selama beberapa hari di sini, aku belajar cukup banyak hal. Meskipun, jujur saja tempat ini selalu ramai. Penuh kemacetan. Wajah orang murung lebih banyak, daripada yang bahagia. Waktu yang selalu terasa kurang. Kamu sebutkan hal yang buruk, semuanya ada di sini! Iya, aku tahu kok, kalau ada hal buruk, pasti selalu ada hal baik juga, kan? Untungnya, aku selalu bertemu dengan orang - orang baik di sini! Seperti hari pertama, ketika aku beruntung sekali mendapatkan tiket pesawat yang lebih murah dari pada harga kereta. Ini beneran loh, untuk...

Time flies

Liburan semester telah tiba, dan aku belum tahu apa perasaan pasti yang kurasakan. Yah, setidaknya sampai tulisan ini dibuat. Biasanya, setiap liburan semester selalu disambut dengan senang ceria, tanpa perlu memikirkan apapun tentang semester lalu ataupun berikutnya. Berlalu begitu saja, tanpa beban. Menyenangkan sekali. Memasuki semester ini, pikiranku sudah tidak bisa seperti itu lagi. Iya, itu fakta yang ada. Sekarang, sudah memasuki semsester 8, yang di mana mau tidak mau, harus memikirkan skripsi. Sedangkan, dalam waktu bersamaan ada beberapa mata kuliah yang harus di ulang. Jujur, kalau dibilang menyesal, tentu menyesal. Tetapi, hidup bukan sebatas penyesalan? Lalu, semester ini diakhiri dengan di Jakarta, dan akan berkeliling ke beberapa kota lainnya. Intinya bukan di rumah, di Surabaya. Seperti awal tahun, aku membuka tahun dengan datang ke Jakarta, lalu ke Sri Lanka, dan berakhir di awal lagi, yaitu Jakarta. Kali ini berbeda, ke Jakarta bukan untuk bersenang - senang. Eh,...

Menulis Cerpen Lagi?

Mungkin, kalau ada yang pernah baca cerita pendek atau cerita bersambungku di Wattpad, bakalan paham apa yang akan aku bahas. Kalu belum, coba mampir terus baca deh! Kalau suka, langsung vote , kalau ada saran bisa kok di komen saja langsung. :) Jadi, beberapa bulan lalu, aku mencoba untuk menantang diriku menulis cerita pendek dan bersambung. Ada 2 tulisan, yang cerita pendek aku simpan sendiri, sedangkan bersambung, aku masukkan di Wattpad, biar banyak yang baca begitu. Itu niat awalku. Tentu, di dalamnya ada suatu niat. Tidak besar, tetapi cukup berarti untukku. Aku ingin meningkatkan skill menulisku, dan aku suka tantangan. Hanya itu saja. Tidak lebih, atau pun kurang. Tidak ada pengharapan akan sesuatu. Tidak ada gambaran bahwa kelak, tulisanku akan dibaca cukup banyak orang. Bahkan, sampai ada yang memberi vote pula! Wow! What a blessed?! Tetapi, aku terlalu terlena. Karena banyak alasan, entah itu benar alasan atau hanya dibuat-buat untuk menutupi rasa malasku, yang jelas...

Ingin Lulus

Kalau ada yang bertanya, mimpi terbesar dari mahasiswa adalah lulus. Iya, lulus. Eh, tapi tidak semuanya sih. Ada juga yang ingin jadi pengusaha, kerja, bantu bisnis keluarganya, dan .... Banyak juga ya ternyata ya? Oke, sebagian mahasiswa kalau begitu, diralat.   Aku pun ingin lulus, jelas. Sudah jalan 7 semester lebih, masa tidak ingin lulus? Rugi saya, sudah buang tenaga, waktu, dan ego, tapi tidak lulus? Ayolah, meskipun aku biasa saja, tapi tidak sebodoh itu. Ada beberapa alasan yang membuatku untuk lulus. Harus. Tapi, kali ini tidak akan menceritakan hal itu, di lain kesempatan.   Sebagian kampus, pasti ada yang namanya KKN. Jadi, KKN itu, salah satu kegiatan kampus yang di mana mahasiswa diharuskan untuk mengabdi kepada masyarakat, tujuannya apa? Untuk menerapkan ilmunya. Iya, berbagi ilmu kepada anak - anak hingga orang dewasa di desa sana, tentang apa pun yang mereka tanyakan nantinya. Meskipun, kebanyakan kegiatan KKN selalu berakhir dengan ke tidak je...

Tidak Bosan Kuliah.

"Cal, ga bosan apa kuliah terus?" Hari ini, dapat pertanyaan seperti itu. Sebenarnya biasa saja, karena ya sudah sering juga. Tetapi, kalau dipikir lebih dalam, ternyata bikin sesak ya. Seperti berdarah, tapi tidak terlihat. Hanya bisa dirasakan oleh orang yang melakukan. Ah tele, berlebihan kali bahasaku.   Tapi ini serius, sekarang aku sudah semester 7. Mendekati semester akhir, berarti harus siap - siap didepak dari kampus. Entah dalam status apa, tapi harapannya jelas dalam status sarjana. Sedangkan, masih banyak sekali mata kuliah yang harus diulang, dikarenakan kesalahanku di masa lalu. Maafkan aku, terlalu bangsat waktu itu.   Beberapa teman yang lain, baik akrab atau sekedar kenal. Sudah pada mengambil skripsi. Iya, skripsi. Buat kamu yang belum tahu, skripsi baru bisa diambil setelah menyelesaikan semua mata kuliah yang dibutuhkan, sedangkan aku? Berasa tertinggal jauh. Sial.   Ada lagi, beberapa teman yang lain, memutuskan untuk keluar dari kampu...

Rindu

  Aku percaya sama 1 hal yang cukup sederhana. "Kalau rindu, tidak perlu gengsi untuk mengakuinya. Ucapkan saja, kalau dibalas, bersyukurlah, kalau belum, mungkin ia sibuk."   Beberapa hari yang lalu, aku chatting teman - teman lama yang sudah jarang memberi kabar. Bertanya biasa saja, tentang kabar, sedang sibuk apa, hingga hal - hal yang lebih krusial, seperti asmara, pekerjaan, dan sebagainya. Ada beberapa orang yang membalas, ada juga yang tidak. Hal itu akhirnya membuatku memikirkan sesuatu.   Pertama, buat orang yang balas chat.  Mereka bersedia untuk meluangkan sedikit waktunya, membahas berbagai hal yang bisa saja mereka tidak perlu membahasnya denganku. Lalu, aku menyadari sesuatu, tentang kepentingan. Semua orang punya kepentingannya sendiri, entah itu dalam konteks yang penting ataupun tidak, dan karena hal itu juga, bercerita akan sesuatu kepada orang lama, berbagi perasaan, keluh kesah, canda tawa, duka cita, apa pun itu, akan bisa...

Masak: Musuh Terbesar Laki - Laki (Mungkin)

Disclaimer dulu ini: aku bisa masak, tapi karena sudah jarang masak, jadi ya hancur masakannya. Ehe. Selama beberapa waktu belakangan ini, sering banget yang namanya Hedon . Itu perbuatan yang di mana, suka banget buang - buang uang untuk keperluan yang kurang penting, makan, belanja, main dan banyak contoh lainnya. Sebagai anak rumah rasa kos yang baik. Hedon yang aku lakukan totalitas. Ehe. Aku mengakui itu salah, tetapi menghamburkan uang untuk keperluan yang kurang penting menyenangkan sekali bukan? Kamu jujur saja sama aku :) Nah, karena hal ini berdampak dengan keuangan yang hancur parah. Sehari cuma makan sekali, karena tidak ada uang buat belanja makanan. Akhirnya, aku memutuskan untuk berbelanja tempe, tahu, telur, dan semua makanan murah. Habisnya tidak sampai 50 ribu, tetapi cukup untuk bertahan hidup selama 1 minggu. Perhitunganku waktu itu. Lalu, setelah balik dari belanja di pasar. Aku baru menyadari satu hal yang paling penting. Bagaimana cara ...

Musim UAS

Musim UAS memang musim yang paling anjing. Iya, ini benaran. Mungkin, buat kamu yang masih belum pernah merasakan dunia perkuliahan, belum tahu pasti rasanya seperti apa. Tapi, aku berani jamin, perasaan UAS sewaktu SMA dan kuliah itu jauh banget. Semacam ada perasaan yang muncul. Kenapa ini hidup kok ampas banget ya? Pertama, setiap musim UAS itu semacam ada rasa bersalah, kenapa selama 3 bulan belakangan ini bolos kuliah terus? Kenapa kok waktunya dijelaskan, malah tidur? Kenapa sudah niat kuliah kok dosennya berhalangan hadir? Ya, semua perasaan itu menghantui selama musim UAS. Apalagi, kalau sudah pernah mengambil mata kuliah yang sama, semakin merasa hidup ini hanya sisa ampas belaka... Lalu, di kampusku tidak ada yang namanya semester pendek, yang berarti bahwa kalau sudah gagal, ya sudah. Sampai jumpa lagi di semester berikutnya. Tai banget, kan? Aku rela kok, kalau misalnya sewaktu libur, masuk kuliah saja buat bikin bagus nilai, daripada harus mengulang semester berikutny...

Are We Good Enough?

Are We Good Enough? Or trying to feel good enough for the other? Beberapa hari belakangan ini, banyak yang mengirimkan undangan pernikahan. Baik dalam bentuk fisik, atau pun hanya ajakan berupa e-mail sederhana. Entah itu teman yang cukup dekat, atau hanya sebatas kenal. Menyenangkan bukan mendengarkannya? Ayolah, kalau kamu dikirimi undangan pernikahan, pasti senangnya bukan main. Sayangnya, aku ingin merasakan hal itu juga, tetapi masih belum bisa. Ada beberapa alasan, kenapa aku belum bisa merasakan hal itu, dan mungkin, ketika aku bercerita denganmu, ada sedikit saran yang bisa kamu bagikan untukku. Kamu mau, kan? Pertama, setiap mendengarkan orang menikah, berarti orang itu sudah siap untuk melanjutkan hidupnya ke jenjang yang berikutnya. Iya, jenjang berikutnya, yang di mana mereka bersedia untuk berbagi satu sama lain. Baik dalam senang, susah, monoton, fluktuatif, atau apa pun yang bakalan terjadi nanti. Kamu bisa bayangkan kan? Bagaimana? Terdengar ...

Semua Orang Ingin Dihargai

Yah, namanya juga semua orang ingin dihargai. Selama beberapa hari belakangan ini, lebih tepatnya mungkin 1 minggu lebih. Aku mencoba untuk menulis lagi, secara konsisten. Meskipun tidak setiap hari, tetapi 2 hari sekali cukup untuk mengisi ide - ide, dan menuangkannya dalam tulisan. Jujur, awalnya aku cukup takut untuk memulai menulis lagi. Takut untuk tidak konsisten. Takut untuk gagal. Takut untuk membohongi hati. Takut, takut, dan takut. Itu yang selalu ada dalam pikiran, sebelum memulai lagi. Semua itu, sebenarnya beralasan. Seperti, kuliah yang aku jalani tidak seindah di FTV, yang di mana kerjaannya kampus - main - nilai UAS bagus. Ada yang seperti itu memang, tetapi aku belum sampai di situ. Bahkan, kalau dibandingkan teman - teman, aku bisa dibilang lulus telat. Iya, tidak tepat waktu seperti yang direncanakan di awal. Kecewa? Jelas, tetapi memang itu semua salahku. Mau meracau sampai mampus pun tidak mengubah keadaan. Kedua, masa transisi. Jujur, tahun 2017 ini benar - b...