Rindu
Aku percaya sama 1 hal yang cukup sederhana. "Kalau rindu, tidak perlu gengsi untuk mengakuinya. Ucapkan saja, kalau dibalas, bersyukurlah, kalau belum, mungkin ia sibuk."
Beberapa hari yang lalu, aku chatting teman - teman lama yang sudah jarang memberi kabar. Bertanya biasa saja, tentang kabar, sedang sibuk apa, hingga hal - hal yang lebih krusial, seperti asmara, pekerjaan, dan sebagainya. Ada beberapa orang yang membalas, ada juga yang tidak. Hal itu akhirnya membuatku memikirkan sesuatu.
Pertama, buat orang yang balas chat. Mereka bersedia untuk meluangkan sedikit waktunya, membahas berbagai hal yang bisa saja mereka tidak perlu membahasnya denganku. Lalu, aku menyadari sesuatu, tentang kepentingan. Semua orang punya kepentingannya sendiri, entah itu dalam konteks yang penting ataupun tidak, dan karena hal itu juga, bercerita akan sesuatu kepada orang lama, berbagi perasaan, keluh kesah, canda tawa, duka cita, apa pun itu, akan bisa membuat orang setidaknya lebih lega. Meskipun tahu, nantinya bahwa masalah tidak akan terselesaikan saat itu juga.
Lalu, untuk orang yang tidak membalas chat. Mungkin, mereka sibuk. Kehidupan di dunia nyata, lebih penting daripada sosial media, kan? Aku bisa memaklumi hal tersebut, aku sendiri pun sedikit direpotkan dengan kenyataan. Tetapi, bolehkah aku bilang sesuatu? Mungkin saja, salah satu dari mereka membacanya. Aku cuma ingin bilang, bahwa aku rindu. Kalau bisa dipertemukan secara fisik, akan baik, tetapi lewat chat pun tidak masalah. Setidaknya, aku bisa tahu kabar mereka. Lagi pula, memberi kabar juga termasuk salah satu menjalin tali persaudaraan, bukan?
Terakhir, semoga semua kesibukan kita, baik dalam hal kecil ataupun besar, diselesaikan dengan cepat. Sehingga pertemuan yang sempat tertunda, bisa segera terlaksana. Kalau rindu, mohon bilang. Karena, gengsi tidak akan menghilangkan rasa rindu, hanya akan membuatnya menjadi - jadi. Salam, rindu.
Komentar
Posting Komentar