I'm A Survivor
Kali ini aku sedikit cerita tentang masalah pribadi ya. Aku mau cerita tentang pengalamanku dalam melawan rasa ingin 'bunuh diri'. Iya, aku pernah merasakan posisi di mana lebih baik aku mati saja daripada hidup tanpa memberikan dampak ke sesama. Lebih baik begitu. Menyebalkan bukan?
Berada di posisi seperti itu sebenarnya tidak menyenangkan. Sangat tidak menyenangkan. Bagaimana bisa kamu menikmati hari yang indah, tetapi diikuti dengan perasaan bersalah dalam diri? Bersalah karena banyak faktornya. Entah itu datang dari diri sendiri yang merasa 'tidak bermanfaat', atau dari lingkungan sekitar yang menganggap kamu adalah 'sampah'.
Rasa bersalah yang aku alami sebenarnya datang dari dalam diriku sendiri. Ketika melihat yang lain mulai tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkannya, sedangkan aku masih begini-begini saja. Lalu, perasaan itu diikuti oleh inner circle-ku yang tidak membantu sama sekali. Bukannya dibantu, malah semakin dijatuhkan. Dijatuhkan di sini banyak sekali caranya. Entah itu dengan ucapan, atau bahkan paling buruk dengan bersikap denial terhadap semua yang aku lakukan.
Memang, jujur saja, berharap pada manusia sebenarnya tidak menyenangkan sama sekali. Tidak. Bahkan terhadap keluargamu sendiri. Karena apa? Karena mereka manusia. Meskipun kita sama-sama tahu, bahwa keluarga akan memberikan segalanya, tetapi mereka adalah manusia. Kita tidak bisa banyak berharap kepada manusia.
Akhirnya, setelah aku berpikir cukup panjang tentang pergolakan batin yang sedang aku lakukan ini, aku mulai bertanya pada diri sendiri, "sepertinya yang merasakan ini, bukan aku saja kan ya?" Aku berpikir cukup lama. Cukup memakan waktu. Hingga aku memutuskan untuk membantu yang lain. Iya, membantu orang yang sama-sama sedang dalam masa ini. Bertahan dalam fase ini sangat tidak mudah. Banyak sekali godaan dalam pikiran untuk memutuskan mengakhiri hidup saja, tetapi yang melarangnya pun sangat jarang sekali. Aku tidak mau ada orang yang merasakan apa yang aku rasakan. Itu tidak enak. Aku hanya mau mereka merasa, bahwa mereka sebenarnya tidak berjuang sendirian. Mereka tidak berjuang sendirian.
Komentar
Posting Komentar