Teman Ngobrol
Aku senang bicara dengan banyak orang. Iya, senang. Kalau ditanya, bagaimana rasa senangnya? Mungkin penggambaran yang lebih pantas, sama senangnya seperti anak kecil ketika diberi apa yang ia suka. Mirip. Apalagi, lawan bicaranya punya sesuatu yang membuatku terkejut. Sesuatu yang bisa membuatku untuk terus belajar.
Terdengar mudah kan? Tetapi, faktanya tidak pernah semudah itu. Tidak pernah semudah itu. Ada beberapa alasan kenapa itu tidak mudah. Seperti misalnya:
- Niat untuk ketemu.
Adanya sosial media, membuat rasa untuk ingin bertemu itu semakin enggan. Iya, enggan. Buat apa bertemu, kalau misalnya bisa diselesaikan lewat sosial media? Aku setuju sih dengan pemikiran ini, tetapi di lain sisi juga menolak pendapat ini. Sama seperti orang kebanyakan, ada yang prefer buat tulis sesuatu dengan tangan, ada juga yang suka dengan menggunakan komputer. Sesuai referensi aja.
- Bertemu dengan orang baru itu menyeramkan.
Let me tell you honestly, bertemu dengan orang baru itu menyeramkan. Iya, khususnya ketika kamu masih kecil, orang tua pasti sering banget berkata bahwa kalau ada orang asing, mending langsung cuekin. Jangan ditanggepin. Tidak salah sih. Tidak pernah salah hal seperti itu. Itu namanya antisipasi untuk kemungkinan terburuk. Apa salahnya coba? Tapi memang, ketika sesuatu sudah ditanam sejak kecil, dampaknya akan terbawa hingga dewasa. Jadi, kalau ketemu orang asing bawaannya suka sekali suudzon. Tidak baik memang, dan harus dilawannya. Caranya? Kalau aku sih, ya lawan saja. Pokoknya berani dulu, baru setelahnya dipikir belakangan.
- Menurunkan ekspektasi.
Berbicara dengan orang asing itu tentu menyenangkan. Tentunya kita akan mendapatkan hal baru, entah itu bentuk dalam ide, pengalaman, atau bahkan bercerita bersama. Tapi, yang menjadi masalah besar berikutnya adalah ekspektasi yang kita punya. Terkadang, karena terlalu tertariknya kita buat bertemu dengan orang baru, ekspektasi yang kita bangun jadi tinggi banget. Dampaknya apa? Ya kita akan kecewa. Kecewa akan diri kita sendiri. Padahal, kita semua sama-sama tahu, bahwa berharap pada manusia adalah yang terburuk. Cara mengatasinya? Mungkin dengan lebih realistis kali ya? Tanpa ekspektasi, hanya berjalan apa adanya.
Ah, aku nulis blog ini kek orang jago aja. Ya sudah, daripada kebanyakan ngomong, mending aku nyari teman ngobrol lagi ah! See you, teman! :)
Komentar
Posting Komentar