Menjadi Orang Lain
"Kalau misalnya, kamu dilahirkan kembali di dunia, menjadi seseorang yang baru. Kehidupan apa yang akan kamu ambil?" - anonymous
Itu pertanyaan sederhana yang pernah aku dapatkan, tetapi sedikit susah untuk dijawab. Kalau kamu bagaimana? Bisa menjawabnya dengan mudah kah? Atau ada tanggapan lain? Beritahu aku dong, kalau bersedia :)
Aku sebenarnya belum menemukan jawaban yang pas untuk pertanyaan itu. Entah, aku masih sangat mencintai diriku yang sekarang ini. Mencintai diriku yang apa adanya. Mencintai diriku yang lebih jujur dalam melakukan sesuatu. Mencintai diriku yang dengan bangganya melakukan yang ia suka, karena hal itu mempengaruhi tanggung jawab dan tentang diriku di mata orang-orang.
Meskipun, jujur saja, bahwa untuk dalam posisiku yang sekarang ini, banyak sekali yang tidak suka. Pertanyaan dan pernyataannya pun rata-rata cukup tajam di telinga, sehingga kalau tidak tahan banting, kamu hanya akan berakhir dengan kecewa terhadap diri sendiri. Parahnya, banyak sekali orang yang tidak tahan dan memutuskan untuk bunuh diri.
'Kamu mau jadi penulis? Emang penulis menjanjikan?'
'Kamu yakin mau jadi itu? Terus masa tuamu bagaimana?'
'Itu pekerjaan apa? Kok sepertinya tidak ada baik-baiknya buat masa depanmu.'
Hingga yang paling parah, datangnya dari lingkungan terdekat sendiri.
'Semua yang kamu lakukan itu ga ada yang tuntas. Kamu yakin?'
Sakit. Sakit banget bahkan. Kalau diingat-ingat lagi, rasanya ingin sekali menangis, tetapi takkan pernah bisa. Kenapa? Karena memang, untuk sampai sekarang ini, aku belum menunjukkan perkembangan yang berarti dari dunia yang aku cintai dan geluti ini.
Ibaratnya begini, perbandingan aku dengan orang-orang itu berbeda. Ketika standar yang aku tetapkan adalah kebahagiaan yang aku lakukan, orang lain kebanyakan menetapkan standarnya pada uang yang diraih. Tidak salah memang, bahkan itu harus ketika menghadapi dunia nyata. Mereka juga bilang, kalau menjadi idealis itu tidak. Aku setuju, tetapi ini semua bukan tentang uang kan ya?
Ada hati, pikiran, dan perasaan yang harus juga dipikirkan. Karena apa? Separuh hidupku kelak akan dihabiskan untuk mengerjakan sesuatu. Nah, pilihannya adalah, apakah sesuatu itu kita cinta atau tidak?
Karena itu juga, aku masih belum tahu, kalau aku diberikan kesempatan untuk lahir kembali, apakah akan memilih jalan yang sama atau tidak? Entah, aku masih tidak tahu.
Komentar
Posting Komentar