What I Talk When I Talk Bout Running | Review Buku
Menurut gue, olahraga adalah sebuah kegiatan yang sangat mahal, apapun itu. Mulai dari berenang, basket, bersepeda, bahkan lari pun termasuk olahraga yang mahal. Kenapa gue bilang begitu? Ya, simple saja, semakin modern seseorang, semakin tidak ada waktu senggang untuk melakukan sebuah kegiatan olahraga. Karena, harta yang paling mahal adalah waktu. Boom. Hahaha garing anjir:((((
Tetapi, kalau mulai dipikirkan lagi, hal ini benar adanya. Gue sebagai seorang mahasiswa, yang jarang banget masuk ke kampus, jarang banget melakukan olahraga, meskipun olahraga sepele, seperti pemanasan atau kalau niat dikit pakai threadmill yang ada di rumah. Rasanya malas sekali, dan selalu terasa tidak ada waktu untuk mengerjakannya.
Lalu, karena masalah ini, gue bercerita ke guru nulis, yang ngajarin gue hingga seperti sekarang ini. Dia bercerita, bahwa untuk menulis itu perlu yang namanya stamina, perlu adanya persiapan yang cukup besar, tekad yang cukup bulat, waktu yang tidak sedikit, dan juga konsisten untuk menulis. Hal ini hampir mirip dengan olahraga, apapun itu. Dia lalu menyarankan salah satu buku, yang sebenarnya sudah cukup lama. What I Talk When I Talk Bout Running. Buku dari Haruki Murakami, salah seorang penulis Jepang yang cukup terkenal, dan begonya gue baru tahu ini sekarang. Sebagai penulis yang berusaha konsisten, gue merasa gagal:(
Buku yang berisi sekitar 200 halaman lebih ini berhasil gue selesaikan dalam waktu kurang lebih 1 minggu setengah. Kenapa cukup lama? Karena waktu itu, gue lagi umrah, gue diharuskan untuk fokus ibadah, dan juga gue membaca buku satu lagi, judulnya Dilan, kau adalah Dilanku 1991. Kalau boleh jujur, hasil setelah membaca buku ini sesungguhnya cukup menakjubkan bagi gue.
Pertama, dalam segi cover, sesungguhnya biasa saja, hanya berisikan judul dan gambar seseorang yang sedang jogging, dan beberapa testimoni dari pembaca. Buku ini pun sejatinya diambil dari salah satu buku terkenal di luar negeri sana, dan Haruki Murakami, meminta ijin kepada penulis buku itu untuk menggunakan judul yang sedikit mirip, tetapi menggunakan versi menurutnya. Penulis buku itu setuju akan ide dari Haruki ini, maka jadilah buku yang penulisannya diperlukan sekitar 25 tahun lebih.
Buku ini sebenarnya hanya berisikan tentang pendapatnya dalam berlari, apa yang dia rasakan, pikirkan, dan lalui selama berlari, 25 tahun bukanlah waktu yang sedikit. Itu berarti seperempat abad sudah dia habiskan di jalan, dan tentu menghasilkan banyak hal - hal menarik. Seperti bertemu dengan teman seperjuangan selama mengikuti lomba triathlon, lalu perasaan yang muncul setelah dia berhasil menyelesaikan lari marathon sejauh 100km, dan masih banyak hal gila lainnya.
Sejujur - jujurnya, buku ini adalah buku yang kaya akan sarat kehidupan. Mungkin, buku berjenis motivasi tidak banyak orang yang menyukainya, dan buku ini berhasil dengan sangat bijaksana menyampaikannya. Dikemas dengan bahasa cukup mudah dipahami dan dapat dirasakan, bahwa tulisan yang dia buat ini jujur dari hati. Gue, sebagai pembaca buku, merasa seperti ikut menemani dia berlari dalam setiap perlombaan, mengerti rasanya bagaimana, dan bahkan gilanya, gue sendiri sedang mempersiapkan untuk mengikuti triathlon, seperti yang dilakukan Haruki Murakami.
Mungkin, buat lu yang ga suka baca buku berbau motivasi, bisa dimulai dari membaca buku ini. Ia tidak menggunakan banyak kata - kata indah dalam menyampaikan sesuatu, tetapi cenderung untuk jujur terhadap apa yang dirasakannya, dan mungkin, kalau lu beruntung, akan menemukan inspirasi untuk melakukan sesuatu seperti gue. Who knows kan? Gue kasih nilai 8,5/10 deh buat buku ini, and i hope you won't regret to buy this book like me :)
Tetapi, kalau mulai dipikirkan lagi, hal ini benar adanya. Gue sebagai seorang mahasiswa, yang jarang banget masuk ke kampus, jarang banget melakukan olahraga, meskipun olahraga sepele, seperti pemanasan atau kalau niat dikit pakai threadmill yang ada di rumah. Rasanya malas sekali, dan selalu terasa tidak ada waktu untuk mengerjakannya.
Lalu, karena masalah ini, gue bercerita ke guru nulis, yang ngajarin gue hingga seperti sekarang ini. Dia bercerita, bahwa untuk menulis itu perlu yang namanya stamina, perlu adanya persiapan yang cukup besar, tekad yang cukup bulat, waktu yang tidak sedikit, dan juga konsisten untuk menulis. Hal ini hampir mirip dengan olahraga, apapun itu. Dia lalu menyarankan salah satu buku, yang sebenarnya sudah cukup lama. What I Talk When I Talk Bout Running. Buku dari Haruki Murakami, salah seorang penulis Jepang yang cukup terkenal, dan begonya gue baru tahu ini sekarang. Sebagai penulis yang berusaha konsisten, gue merasa gagal:(
Buku yang berisi sekitar 200 halaman lebih ini berhasil gue selesaikan dalam waktu kurang lebih 1 minggu setengah. Kenapa cukup lama? Karena waktu itu, gue lagi umrah, gue diharuskan untuk fokus ibadah, dan juga gue membaca buku satu lagi, judulnya Dilan, kau adalah Dilanku 1991. Kalau boleh jujur, hasil setelah membaca buku ini sesungguhnya cukup menakjubkan bagi gue.
Pertama, dalam segi cover, sesungguhnya biasa saja, hanya berisikan judul dan gambar seseorang yang sedang jogging, dan beberapa testimoni dari pembaca. Buku ini pun sejatinya diambil dari salah satu buku terkenal di luar negeri sana, dan Haruki Murakami, meminta ijin kepada penulis buku itu untuk menggunakan judul yang sedikit mirip, tetapi menggunakan versi menurutnya. Penulis buku itu setuju akan ide dari Haruki ini, maka jadilah buku yang penulisannya diperlukan sekitar 25 tahun lebih.
Buku ini sebenarnya hanya berisikan tentang pendapatnya dalam berlari, apa yang dia rasakan, pikirkan, dan lalui selama berlari, 25 tahun bukanlah waktu yang sedikit. Itu berarti seperempat abad sudah dia habiskan di jalan, dan tentu menghasilkan banyak hal - hal menarik. Seperti bertemu dengan teman seperjuangan selama mengikuti lomba triathlon, lalu perasaan yang muncul setelah dia berhasil menyelesaikan lari marathon sejauh 100km, dan masih banyak hal gila lainnya.
Sejujur - jujurnya, buku ini adalah buku yang kaya akan sarat kehidupan. Mungkin, buku berjenis motivasi tidak banyak orang yang menyukainya, dan buku ini berhasil dengan sangat bijaksana menyampaikannya. Dikemas dengan bahasa cukup mudah dipahami dan dapat dirasakan, bahwa tulisan yang dia buat ini jujur dari hati. Gue, sebagai pembaca buku, merasa seperti ikut menemani dia berlari dalam setiap perlombaan, mengerti rasanya bagaimana, dan bahkan gilanya, gue sendiri sedang mempersiapkan untuk mengikuti triathlon, seperti yang dilakukan Haruki Murakami.
Mungkin, buat lu yang ga suka baca buku berbau motivasi, bisa dimulai dari membaca buku ini. Ia tidak menggunakan banyak kata - kata indah dalam menyampaikan sesuatu, tetapi cenderung untuk jujur terhadap apa yang dirasakannya, dan mungkin, kalau lu beruntung, akan menemukan inspirasi untuk melakukan sesuatu seperti gue. Who knows kan? Gue kasih nilai 8,5/10 deh buat buku ini, and i hope you won't regret to buy this book like me :)
Komentar
Posting Komentar