3 Hal yang Baru Aku Sadari.


Aku mau cerita sedikit tentang beberapa hal yang aku dapatkan selama tidak menulis panjang seperti sekarang ini. Sebenarnya sederhana saja, tetapi terkadang manusia tidak mau mendengarkan hal ini karena terlalu sulit, dan tidak menghasilkan dalam waktu dekat. Aku pun awalnya berpikiran hal yang sama. Tetapi, banyak sekali waktu yang aku lewatkan untuk mengerti diriku sendiri, dan akhirnya aku memahami sesuatu.

Pertama, aku tidak akan bisa membahagiakan semua orang. Iya, aku sudah mengetahui hal itu dari awal. Tetapi hal itu makin diperjelas dengan banyak hal. Dulu, ketika masih semasa SMP, aku berusaha membahagiakan semua orang, berhasil sedikit memang. Tetapi, ketika aku coba terapkan di SMA, hasilnya gagal total. Aku tahu, membahagiakan semua orang itu hal termustahil yang pernah ada di muka bumi ini.

Masuk di Lingkar Sinergi pun aku makin meyakini hal tersebut. Bertemu dengan beberapa orang, mereka bercerita banyak hal, mulai dari yang paling hingga pribadi, dan aku bisa menyimpulkan 1 hal yang sama dimiliki semua orang. Mereka sama-sama tidak membahagiakan semua orang.  Aku cuma bisa tertawa mendengarkan ini. Tentunya aku tidak tertawa di depan mereka. Jahat sekali pasti. Cuma aku baru menyadari, bahwa yang menghadapi hal sama itu banyak sekali. Iya, banyak sekali. Aku jadi ingat perkataan salah seorang teman, 'Tuhan saja ada yang benci. Bagaimana kamu yang hanya serpihan upil Cal?' Hahaha, I know it's hard to believe. But that's the fact.

Lalu, aku baru menyadari bahwa kerja keras yang konsisten itu sangat membuahkan hasil. Aku saja baru menyadari sekarang. Aku tahu, kamu tidak akan mempercayai hal ini dengan mudah. Tetapi percayalah, ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu suka, secara konsisten, setiap hari, setiap saat, seseorang akan melihatmu. Seseorang akan melihatmu.

Selama ini, aku selalu melakukan sesuatu yang aku sangat suka, yaitu menulis. Iya, aku menulis apa pun yang ada di kepala. Entah itu tentang pemikiran seperti tulisan kali ini, atau bahkan ketika berusaha membuat sebuah cerita bersambung yang membutuhkan tenaga sangat besar. Aku selalu melakukannya itu setiap hari. Bahkan ketika aku merasa jengah pun, aku tetap melakukannya. Apa dasarnya? Aku suka. Semudah itu saja.

Jujur saja, awalnya aku tidak menargetkan apa pun dalam setiap karya yang aku buat. Ya sudah, aku buat saja karena aku suka. Menulis karena aku suka. Berteman dengan banyak orang karena aku suka. Berbicara mengemukakan pendapat karena aku suka. Hanya semudah itu saja. Tidak ada target apa pun di dalamnya. Kalau ditanya harapanku sih sebenarnya sederhana saja, semua yang aku lakukan itu bermanfaat untuk orang lain. Semudah itu. Dan nyatanya? Aku belum tahu itu bermanfaat baik atau tidak, yang jelas, sekarang karyaku mulai diapresiasi. Semua karyaku, mulai diapresiasi satu persatu. Terima kasih Tuhan.

Terakhir, struggling dengan diri sendiri ternyata tidak menyenangkan. Iya, aku selama beberapa saat belakangan ini sangat senang melakukan hal ini. Struggling. Entah itu dengan apa pun. Seperti misalnya dengan kondisi mentalku sebagai mahasiswa akhir, lalu sebagai makhluk yang lebih sering dihujat daripada dipuja, hingga yang paling parah adalah keinginan untuk bunuh diri.

Jujur, kalau ada yang bilang keinginan untuk bunuh diri karena kurang dekatnya kita dengan Tuhan, mungkin dia belum dengar banyak sekali kejadian-kejadian bunuh diri di luar sana, padahal sering sekali beribadah ke tempat ibadah. Seperti Gereja, Masjid, Vihara, dan sejenisnya. Keinginan untuk bunuh diri bukan karena kurang dekatnya kita dengan Tuhan. Itu karena memang keadaan manusianya yang perlu untuk didukung. Don't blame something with unbelieveable reason.

Karena itu pula, aku bertemu dengan banyak orang sejenis. Mereka juga dalam keadaan yang sama, bahkan lebih parah. Tetapi faktanya, mereka tetap berjuang. Iya, mereka tetap berjuang dalam menjalani kehidupannya. Kalau misalnya kamu sering banget lihat orang tertawa puas, seperti tanpa masalah. Bisa jadi dia sedang dalam keadaan terpuruk mentalnya. Bisa jadi. Tawanya seseorang, bukan berarti mentalnya lagi baik. Ini yang sering salah paham orang-orang.

Apa yang kamu lihat, belum tentu sesuai dengan yang mereka rasakan. Maka, banyaklah bertanya. Bertanyalah dalam hal yang sederhana, tanpa berusaha untuk menghakimi. Seperti, 'Bagaimana kabar? Makan yuk, aku lagi butuh teman cerita.' atau 'Keluar yuk! Sudah lama kita tak bersua bersama!' Hal-hal sederhana seperti ini bisa membantu mereka yang sedang dalam keadaan terpuruk ini untuk bangkit. Perhatian yang kamu beri, sekecil apa pun itu akan berarti bagi orang lain. Akan sangat berarti bagi orang lain. Karena jujur saja, untuk bertahan di dalam kondisi yang sekarang, itu susah sekali. Susah sekali.

Ah, puasnya aku bercerita seperti ini! Besok aku cerita lagi ya kalau ada sesuatu yang menarik!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020