Is It Wrong To Be 'True'?


'Is it wrong to be true, Cal?'

Got this message on mailbox this morning. Lil bit reminder for me too. 'Is it wrong to be true?'

Pertanyaan yang sederhana, tetapi sangat susah dijawab, bukan? Aku berani jamin, kamu sendiri pun belum tentu bisa menjawab ini dengan yakin dan pasti. Aku pun terkadang begitu. Aku pun terkadang begitu:):)

Aku pernah beberapa waktu lalu menulis hal sejenis juga, tetapi seiring berkembangnya waktu, aku pun menyadari ada beberapa hal perubahan juga. Semakin kita dewasa, semakin kita menyesuaikan jawaban kita tergantung keadaan kita sekarang.

Dulu, ketika sebuah idealisme yang aku punya, bisa dijunjung tinggi dengan sangat bangga, aku akan bilang, 'aku akan menjadi diriku sendiri. Apa pun itu, aku akan tetap menjadi diriku sendiri.' Waktu pun berlalu, begitu cepat hingga aku tak sadar apa saja yang telah terjadi. Satu hal yang pasti, jawabanku tentang itu pun sedikit berubah.

'Kamu boleh menjadi dirimu sendiri, asalkan tidak merugikan orang lain.' That's my answer now.

Aku senang sekali menjadi diriku sendiri. Jujur saja, ketika menjadi diriku sendiri, aku bisa melakukan apa pun yang menurutku pantas. Apa pun yang menurutku pantas. Seperti misalnya ketika aku menulis untuk individu, aku bisa menuliskan apa pun yang aku suka, aku rasa pantas, bahkan kalau bisa, aku berkreasi sejauh apa pun, karena merasa aku banget dan benar.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya jawabanku pun berubah. Iya, berubah drastis. Seperti yang aku bilang di atas, 'kamu boleh menjadi dirimu sendiri, asalkan tidak merugikan orang lain.' Hal ini berlaku dalam semua bagian.

Aku baru menyadari itu ketika memasuki dunia pekerjaan. Aku berusaha untuk idealis, tetapi berakhir dengan berantakan. Karena banyak sekali yang harus berbentrokan karena kita idealis. Seperti keinginan bos, pelanggan, hingga karyawan yang selalu kita temui setiap hari pun pasti berbentrokan ketika kita idealis. Aku tidak menyalahkan orang yang idealis, tidak juga. Tetapi, ketika aku dibilang bapak, 'di mana kamu berpijak, di situ langit di junjung. Di mana pun kamu berada, akan selalu ada peraturan yang mengikuti. Kamu harus mengikuti peraturan yang berlaku.' Sejak saat itu, aku sadar kalau aku harus berubah.

Aku tetap idealis, ketika aku menulis blog ini. Aku sangat idealis sekali. Tetapi, semua berubah ketika aku menulis untuk instansi. Aku akan menyesuaikan dengan keinginan mereka. Iya, bukan kebutuhan, melainkan keinginan. Kenapa begitu? Karena mereka yang membayarku, aku hidup dibayar dari tulisanku untuk mereka, berarti memang seharusnya begitu adanya. Memang begitu adanya.

Sesungguhnya aku sangat menyenangi orang yang idealis. Sangat menyenangi. Karena ketika seseorang sudah tak idealis lagi, dia kehilangan esensi untuk hidup di dunia ini. Iya, dia kehilangan esensi untuk hidup di dunia ini. Karena, hal berikutnya yang dilakukan orang realis adalah mengikuti fakta yang ada, tanpa banyak mengelak. Mengikuti fakta yang ada, tanpa banyak mengelak. Menyeramkan bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020