Bajak Laut dan Purnama Terakhir | Review Buku
I hate history. Sudah, kalau soal itu, ga perlu diragukan lagi deh. Bahkan, kalau dulu waktu jaman sekolah, dari SD sampai SMA. Gue bisa dipastikan ga ada di kelas, entah itu main di kantin atau kalau ga begitu, cari buku di perpustakaan. Kalau ditanyain kenapa ga suka sejarah, alasannya simple saja, karena guru yang ngajar itu, amat-sangat-membosankan. Sudah. Begitu saja. Tetapi, bukan karena hal itu, gue jadi ga tahu apapun tentang sejarah. Masih tahu beberapa hal kok, seperti yang menjajah Indonesia siapa saja, berapa lama waktunya, dan berbagai detail lainnya. I got this information from books.
Lalu, setelah sekian lama tidak membaca buku berbau sejarah. Karena tidak banyak referensinya dan juga lebih ke arah monoton, ya seperti yang kita tahu, kalau sejarah ya begitu saja, sudah fix tidak bisa diganggu gugat. Maka gue putusin buat berpindah selera, menjadi fiksi cinta - cintaan. Jujur, kalau suka sih ga terlalu, karena gue sendiri bukan tipikal yang seperti itu. Tetapi, karena tuntutan pasar dan kebanyakan buku yang beredar seperti itu. Mau ga mau kan? I just enjoy it until i found this book. Bajak Laut dan Purnama Terakhir.
Buku karya Adhitya Mulya ini sedikit mencerahkan pikiran gue. Kalau misalnya kalian pernah membaca buku Sabtu Bersama Bapak, Jomblo, dan beberapa buku sejenis. Nah, itu buku karangan dari si doi. Sudah dapat gambaran? Buat yang belum ada gambaran, jadi si Adhitia Mulya ini adalah salah seorang penulis fiksi komedi. Lalu, coba lu bayangkan, bagaimana jadinya seorang penulis fiksi komedi mencoba membuat sebuah karya berdasarkan sejarah? I can't imagine it in the first time.
Setelah membaca buku ini sampai habis, ini merupakan salah satu buku tercepat yang pernah dibaca. Hanya membutuhkan sekitar 2-3 hari saja. Cepat bukan? Gue sendiri, ketika membacanya juga merasa kecewa sekali, entah kenapa habisnya cepat banget? Belum apa - apa sudah habis saja, padahal halamannya sekitar 300 halaman lebih. Bahkan gue sampai berharap halamannya bisa sampai lebih dari 600. Biar puas bacanya. Hhhhhh.
Pertama, gue mau bahas dulu dari segi karakternya. Menurut gue pribadi, karakter yang ada di buku ini sangat lengkap. Mulai dari yang karakter yang baik, hingga yang paling konyol. Lengkap semua! Pengenalan karakter pun tidak melulu dengan menjelaskan bagaimana keadaan si tokoh atau dengan secara rinci. Hanya dibiarkan mengalir begitu saja, sehingga terasa seperti mendengarkan seorang ibu yang mendongengkan kisah kepada anak semata wayangnya. Cantik.
Lalu, pertumbuhan karakter yang berada di buku ini sungguh menarik, meskipun sebenarnya bisa ditebak. From zero to hero. Tetapi, dengan beberapa joke yang dilontarkan, meskipun receh, tetap membuat cerita ini berasa mengalir apa adanya, tidak mengganggu pemikiran sang pembaca. Meski, boleh dibilang ini adalah karya yang tidak sempurna. Karena, ada yang gue kasih mark adalah pembawaan ending yang melompat, ada beberapa bagian yang kosong sehingga menimbulkan kesan "eh? Sudah ini? Gini saja?" Atau kalau mau bahasa simple adalah anti-klimaks.
Gue tetap menyarankan buat buku ini, terutama butuh buku yang santai dan tidak menguras otak cukup banyak, atau mungkin butuh referensi untuk menulis. Buku ini sangat direkomendasikan. To make it sure, coba deh beli. I never lie bout a good book.
Komentar
Posting Komentar