Nikah Itu Mahal, Jendral! | Random


"Nikah itu mahal, Jendral!" Ucap teman, yang bentar lagi bakalan nikah, dan ninggalin gue bersama teman - teman yang masih menikmati masa lajang.

Seperti tongkrongan yang lainnya, selalu berisi dengan jawaban yang absurd, mulai dari menyemangati hingga memberi tanggapan yang minta dihajar bareng - bareng. Seperti, "yaelah, abis gini juga lu bakalan ML tiap hari, ga perlu takut kena kejaran satpol PP."

Sebenarnya, membahas masalah ini tak akan ada habisnya, setiap orang punya tanggapan tersendiri. Apalagi, sekarang adalah jamannya Official Account Line yang isinya nyuruh anak - anak muda buat nikah buru - buru. Ga perlu mahal, pokoknya nikah saja. Setelah itu, ga dibahas abis itu mau apa.

Sebagai mahasiswa berusia kepala 2, gue cukup muak dengan hal sejenis ini. Tidak, membencinya tidak akan menyelesaikan masalah. Memangnya, kalau membenci sesuatu, apakah berarti hal itu akan hilang begitu saja? Sepertinya tidak begitu. Tetapi, di samping perasaan itu, tentu ada rasa penasaran, di mana ketika satu persatu anak - anak mulai memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri, memilih pasangan yang dirasa pas oleh mereka, dan melewati segala cobaan secara berdua. Menarik bukan? Membiarkan salah satu kebahagiaan kita, bergantung terhadap kebahagiaan orang lain.

Yang menarik lagi, adalah ketika persiapan pernikahan. Sesuatu yang hanya terjadi sekali, dan diharapkan untuk menjadi terakhir kalinya. Maka, dibuatkan acara yang megah, dan keren sekali, sampai sekarang pun, masih belum tahu faedahnya apa. Mungkin hanya seremonial belaka? Atau hanya gengsi belaka? Who knows? Niat orang berbeda - beda tiap individu. Intinya, berbaik sangka saja.

Biaya pernikahan, makin tahun makin mahal. Bahkan ada juga yang bilang, "ketika menunda skripsi, maka lu ntar nikahnya mundur juga." Itu artinya, biayanya bakalan lebih besar lagi dan bisa - bisa lu mati jomblo. Sounds so horrible. Tetapi, pertanyaannya adalah, kenapa? Kalau berdasarkan ekonomi adalah banyaknya permintaan tetapi sedikitnya ruang yang tersedia, sehingga biaya yang harus dikeluarkan pun lebih mahal. Dan hal ini, biasanya diikuti oleh oknum tertentu yang memiliki rasa ego yang cukup besar, yang di mana kalau pernikahannya ga kece, ga bakal dipandang "berkah" sama orang - orang. Ckckck.

Gue hanya bisa ketawa, sambil memahami bahwa kuliah sudah 6 semester, tetapi masih begini - begini saja. Ya Allah, bantulah Ical dalam mengerjakan ujian kali ini. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020