Terima Kasih Jakarta | Random

Whoaaaaa

Heard a bad news, my favorite candidate of the election just lost today. Lil bit sad, but let's talk bout it without a bad arguement. Election was done, let's enjoy this all democratic thing.

Politik itu menyenangkan, apalagi dengan adanya demokrasi, membuat kita tahu banyak hal. Tentunya, tidak hanya hal baik saja yang kita tahu. Tetapi, demokrasi juga menyisakan bau yang "amis" pasca pesta demokrasi. It is fun, right? Isu - isu yang sensitif seperti Ras, Agama, Suku, dan berbagai hal sensitif lainnya pun dimainkan. Itu yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Jujur saja, itu menjijikkan. Ketika lebih baik beradu program, tetapi malah menyebarkan hal - hal yang berbau kebencian, how can you enjoy with that shit? Ya, tetapi itu termasuk poin penting dalam pesta demokrasi, karena tidak semua orang mempunyai penggambaran yang sama terhadap sesuatu. Perbedaan perspektif. Menarik. Lagi pula, kalau dipikir - pikir, karena bangsa kita cukup baru, masih berusia 72 tahun, masih banyak kesempatan untuk belajar dari hal - hal seperti ini.

Pertama, saya mengucapkan selamat berduka kepada Anies - Sandi, karena telah ditunjuk oleh warga Jakarta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2017 - 2022. Kenapa saya bilang berduka? Karena waktu, tenaga, keluarga, kolega, dan semua yang disayang, harus dikorbankan, demi membangun Jakarta yang lebih baik. Ada yang datang, tentu ada yang harus pergi. Kalau tidak benar - benar pergi, setidaknya harus bersedia untuk ditinggal beberapa saat.

Kedua, saya mengucapkan selamat kepada bapak Basuki - Djarot. Karena telah berusaha sampai sejauh ini. Telah membangun Jakarta, yang selama ini kita tahu, banyak sekali masalahnya. Telah memberi banyak fasilitas yang memadai seperti taman hiburan di Kalijodo, pemberian rusun bagi warga Jakarta yang bersedia digusur, untuk membangun Jakarta yang bebas banjir, membangun MRT sehingga mempersingkat waktu perjalanan dari tempat satu ke tempat lainnya, memberi hiburan penyejuk selama masa kampanye, meskipun Basuki sendiri sedang terkena masalah yang cukup besar. Terima kasih sebesar - besarnya karena telah meluangkan segalanya untuk membangun Jakarta lebih baik. Saya tahu, tugas yang lebih besar menanti kalian semua. Terima kasih.

Terakhir, banyak hal yang terbuang di pilkada ini. Mulai dari tenaga, waktu, emosi, kebencian yang terucap, dan segala hal yang selama ini kita ketahui, baik di sosial media, hingga dilihat kenyataannya. Menurut saya, tidak ada yang kalah di sini, semuanya adalah pemenang, Anies - Sandi sebagai pemenang hati masyarakat, sedangkan Basuk - Djarot, sudah memenangkan hati saya. Sama - sama menang, bukan? Dengan ini juga, saya jadi belajar, bahwa saya masih mempunyai kesempatan. Kesempatan untuk berubah jadi lebih. Saya sadar, bahwa saya banyak sekali berharap kepada Basuki - Djarot untuk membenarkan Jakarta. Tetapi, setelah ini saya sadar. Buat apa terlalu banyak berharap, kalau misalnya bisa dimulai dari diri sendiri?

Ya sudah, itu sedikit saja gambaran saya mengenai Pilkada DKI Jakarta ini. Saya menulisnya karena dari semalam selalu terngiang - ngiang di kepala saya, padahal hari Jumat, tanggal 21 April, ada ujian yang menentukan masa depan di kampus. Kalau tidak ditulis, pasti jadi pemikiran yang mengganjal terus di dalam otak, tetapi kalau tidak belajar, tulisan saya tadi hanya terkesan omong kosong belaka. Terima kasih Jakarta, sudah menyadarkan saya banyak hal. Mari kita buat semua lebih baik daripada yang sebelumnya. Aamiin.

Nb: Wanna hear something that funnier than Ahok lose? Heard Anies become Jakarta's Governor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020