Beres - Beres Kamar

Beberapa hari yang lalu, kondisi rumah lagi sangat berantakan. Iya, berantakan sekali. Ada beberapa alasan, seperti pembantu rumah tangga yang absen karena ada urusan. Hingga, yang jaga rumah hanyalah aku.

Lalu, aku memutuskan untuk membereskan beberapa hal. Dimulai dari hal yang sepele, membersihkan kamar sendiri. Setiap 6 bulan sekali, aku selalu menjadwalkan diriku sendiri untuk membereskan kamar. Kenapa? Karena, suasana yang baru bisa bikin kepala lebih fresh. Kalau tidak, minimal bisa menemukan barang lama.

Dalam membereskan kamar, ada 2 konsep yang paling menarik, dan paling sering aku terapkan. Antara membereskan semuanya 100%, yang berarti membersihkan hingga bersih, seperti merombak beberapa hal lainnya, mulai dari posisi kasur, meja, dan sejenisnya. Atau yang satunya, yaitu membersihkan secukupnya. Iya, secukupnya saja, seperti membereskan kasur, meja, dan beberapa barang lainnya.

Mau pakai cara apa pun, sama menyenangkannya. Mungkin, cuma beda usaha yang dikeluarkan, tapi hasilnya tetap sama kok. We found our "thing". Iya, kita menemukan "barang" kita. Meskipun, jujur saja, barang yang dimaksud di sini bukan barang berharga seperti emas atau sejenisnya. Mungkin, bisa berupa buku jaman SMA, foto dengan sahabat kita dulu, atau benda apa pun itu yang menurut kita berarti.

Aku menemukan beberapa barang, yang tentunya berarti sekali untukku. Seperti gelang, Hot Wheels, boneka, dan beberapa jenis lainnya. Mau tahu yang lebih lucu lagi? Itu semua pemberian dari mantan. Iya, mantan, hehe. Setelah sekian lama berlalu, aku menyadari 1 hal, ternyata dulu dia begitu sayang. Dulu. Ah, sial! Kenapa aku harus memikirkannya di waktu sibuk seperti ini?!

Ada orang yang pernah bilang, "hal paling menakutkan di dunia ini bukanlah nuklir atau pun senjata pembunuh massal. Tetapi, sesuatu yang bisa mengingatkan akan banyak hal. Ia akan membunuhmu secara perlahan, hingga kamu lupa, bahwa waktu berlalu begitu saja."

Lalu, bagaimana kalau kamu coba mulao membereskan kamarmu? Dan lihat barang apa yang akan kamu temukan. Aku penasaran, apa yang akan kamu temukan setelah membereskannya (:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Aku Rindu Kamu Selalu Malam itu Aku diam membisu Lapuk dan berdebu Seperti tanaman yang sudah layu. Ke mana kamu? Batinku. Masih dalam keadaan membisu. Menunggumu. Sekarang kamu Menghilang tanpa kutahu. Ke mana jejakmu Ke mana langkahmu Hilangnya dirimu. Membuatku memahami sesuatu. Bahwa diriku. Kurang menghargaimu. Maafkan daku. Tolong jangan membenciku. Karena aku. Masih merindukanmu. Dan, di tempat itu. Tempat kita duduk berdua dulu. Aku masih terpaku. Membisu. Menunggu. Kehadiranmu.
Baca selengkapnya

Pecel Lele | Puisi

Gambar
Pecel Lele Makanan murah nan menggoda. Mirip Andre dan juga Sule Banyak yang suka. Sambal, Mungkin bukan selera orang kebanyakan. Seperti pacar yang sedang kesal, Tetap dirindukan, bukan? Kol dan daun kemangi, Itu pelengkapmu. Seperti diriku menggunakan pewangi, Harum dan bikin rindu. Oh, pecel lele. Rindu rasanya, memakanmu lagi seperti dulu. Mungkin tak semahal gule, tetapi maukah kamu makan bersamaku?
Baca selengkapnya

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020

Sebenarnya postingan kali ini aku tidak tahu mau menulis apa. Ya normal, setiap hari menulis juga membuat orang bingung mau nulis apalagi kan? Mau update soal kehidupan, tetapi tidak banyak yang berubah. Mau tidak menulis apapun, kok merasa berdosa sama diri sendiri. Serba bingung akutu. Sedih juga kalau dipikir-pikir dalam kondisi saat ini. Aku mau bertanya, boleh kan ya? Hahaha. Kalau misalnya nih, kamu punya mimpi yang ternyata makin hari makin besar daripada sebelumnya. Apa yang akan kamu rasakan? Takut? Ragu? Resah? Ingin mundur saja? Atau bahkan sebaliknya? Apa yang kamu rasakan? Well, in my state now. Aku merasakan keduanya. Gila. Pusing memang, tetapi ya mau bagaimana lagi? Konsekuensi kan? Atas segala hal yang sudah dilakukan, keputusan yang diambil, akan selalu ada konsekuensi di belakangnya. Masalahnya sekarang adalah, apa konsekuensi dari keputusan yang diambil? Seberapa besar? Bagaimana mengatasinya? Kalau berhasil, step berikutnya ngapain? Kalau gagal gimana? Dan hal...
Baca selengkapnya