We Can't Make Everybody Happy.


Bisakah kamu?
Bisakah kamu menyelamatkanku?
Bisakah kamu membantuku?
Bisakah kamu mengajariku?
Bisakah kamu?
Aku tanya, sekali lagi.
Bisakah kamu?

Kamu tahu, aku sedang dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Sangat tidak menyenangkan, bahkan cenderung kecewa yang sangat. Aku seperti bocah, berusia 7 tahun, yang hilang ditinggal oleh orang-orang "kepercayaannya". Bisa bayangkan, seberapa buruknya itu? Too bad. Aku menulis blog ini pun masih dalam keadaan emosi yang tidak baik. Masih banyak amarah dan dendam dalam dada. Masih, dan banyak.

Dikecewakan oleh orang itu sebenarnya biasa, sangat biasa sekali. Banyak sekali, orang dalam hidupku yang mengecewakan. Bisa dari diriku sendiri, keluargaku, teman, sahabat, hingga pasangan. Semua, mengecewakan. Seharusnya aku tidak perlu kaget dengan perasaan ini. Aku telah berlatih, bertahun-tahun, semenjak SMA, yang berarti sudah 4 tahun lebih aku lewati, untuk tidak menunjukkan emosi ketika dalam keadaan kecewa. Sudah berlatih. Selama 4 tahun lebih. Dan aku, masih saja gagal.

Aku kira, waktu paling buruk dalam hidupku adalah ketika akhir tahun. Aku kira, semua masalahku datang pada waktu itu. Aku selalu menyiapkan segala hal, sebelum masalah datang. Tetapi, akhir tahun lalu terasa begitu tenang. Tanpa masalah, sehingga membuatku begitu bersyukur. Waktu itu. Uniknya, ternyata masalah itu datang pada awal tahun. HAHAHAHAHAHAHAHA ANJING!!!! Why am i so dumb like this?!! Why i don't recognize this moment?! WHY?!!!!

Memang, seharusnya percaya dengan manusia adalah hal terburuk. Bagaimana kita bisa percaya pada seseorang, kalau nantinya kita akan dikecewakan? Bagaimana bisa? Atau mungkin, karena kita tidak tahu pada awalnya? Oh, bodohnya aku. Bodoh.

Begitu banyak hal yang terjadi. Banyak. Cukup banyak. Sampai aku lupa, bahwa seharusnya kita tetap waspada terhadap diri kita sendiri. Waspada akan kenyamanan, keindahan, semua hal yang membutakan mata. Harusnya, aku waspada.

Aku belum bisa menuntaskan ini, mungkin besok aku akan melanjutkannya lagi, hingga aku lega. Maafkan aku. Ada rasa kecewa, terhadap diri sendiri yang cukup besar, dan juga kepada orang lain, yang dikarenakan aku tidak cukup kuat untuk menjaga mereka. Maafkan aku. Aku mohon,  maafkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020