Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Tumbuh Dengan Komik

Lelaki itu sebenarnya sederhana, tidak perlu ribet seperti perempuan ketika memilih lipstik, alat make up atau baju saat pergi ke kondangan. Kita hanya perlu dikasih yang kita suka. Mainan. Mudah kan? Kalau laki, sudah dikasih yang namanya mainan, pasti diam. Mau diajak belanja keliling mall yang lantainya ada 15 pun di jabanin sudah sama si laki. Percaya deh. Setiap laki, punya mainannya masing - masing, ada yang doyan banget main game yang ada di laptop atau komputer, seperti DoTA. Ada juga yang doyan permainan di handphone seperti Mobile Legend. Atau juga tipikal gue, ga terlalu doyan main game, tetapi suka banget sama yang namanya komik. Kalau sudah baca komik itu bisa ga terasa begitu. Waktu cepat banget berlalu. Perasaannya hampir mirip dengan ketika main game. Baca komik pun beragam genrenya. Ada yang suka komedi. Ada juga yang suka action . Ada juga yang demen sama romantis - romantis. Banyak pokoknya. Apalagi sekarang ini, fasilitas itu mudah banget didapatkan. Hanya meng...

Cinta Pada Seni

Aku cinta seni. Itu saja. Tidak bisa diungkapkan seberapa besar rasa cintaku terhadap seni, tetapi mungkin penggambaran paling mudah adalah, seperti mengucapkan jatuh cinta ketika masa SD dulu. Cinta. Tanpa syarat. Sudah. Itu saja. Dan mungkin, akan tetap seperti itu. Dalam hal seni, apa pun yang dihasilkan dari jeri payah kita, ya termasuk karya seni. Seperti bermain musik, nada yang dikeluarkan dari alat musik yang kita mainkan, itu termasuk seni. Atau mungkin, seperti pelukis, ketika dia bermain dengan kuas dan tinta yang digerakkan secara perlahan sesuai irama yang ada di dalam kepalanya, lalu jadilah 'karya seni' versi diri mereka. Dulu, ketika masih kecil, karya seni yang bagus itu bisa tercipta dengan hanya kedipan mata. Iya, 'kedipan mata' saja. Tidak perlu usaha keras, hanya membuat sesuai 'jalan' pikiran yang dia punya. Lalu, jadilah karya seni yang luar biasa. Waktu itu. Ketika, semua terasa begitu sederhana. Mungkin, kamu akan mengira aku bodoh, ...

Ramadhan Be Like

Akhirnya bisa tulis sesuatu lagi di blog ini, setelah mengalami beberapa insiden, seperti libur lebaran selama beberapa hari belakangan ini. Oh ya, mau mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, bagi yang merayakan. Bagi yang tidak merayakan, mohon maaf lahir dan batin, semoga kesalahan yang pernah sengaja dan sengaja banget, dimaafkan. Iya, aku minta maaf kalau resek banget jadi orang. Ke depannya akan berusaha aku kurang - kurangi kok. Aku usahakan. Nah, karena Ramadhan itu sesi yang bisa dibilang maaf - maafan. Terkadang orang menjadi lebih resek daripada sebelumnya. Iya, resek banget. Kebanyakan orang, ketika ramadhan itu selalu pertanyaan yang remeh - temeh. Seperti misalnya, sudah kelas berapa? Nilai di kampus bagaimana? Pacarnya kok ga dibawa? Anaknya sudah berapa? Dan seterus - terusnya. Begitu saja terus. Peduli? Engga, mereka hanya bertanya sekedar biar ada bahasan saja. Sebenarnya mah, ga ada bahan obrolan apa pun. Sekalipun ada yang peduli, mungkin bisa di hitung jari lah...

Puasa Berakhir

Setelah sebulan berlalu. Akhirnya puasa kelar juga. Bilang begini, bukan berarti senang ya. Tetapi sedikit lega. Kenapa lega? Karena, selama sebulan terakhir, puasa belum ada yang bolong. Meskipun ga sahur sama sekali, bukan berarti puasa bisa bolong seenak jidat. Kalau kek begitu mah, mungkin bulan ini ga puasa sama sekali. Tetapi, dengan tidak sahur selama bulan puasa, ada beberapa hikmah yang didapat. Seperti berat badan yang konsisten menurun, meskipun tidak begitu drastis turunnya. Tetap saja, hal ini memberikan efek lebih fokus untuk mengerjakan sesuatu. Karena perut kan bunyi terus, itu dari pagi hingga waktu berbuka. Mau gagal fokus bagaimana, perut suaranya ganggu banget. Selain itu, ada perasaan lain juga. Pertama, kecewa terhadap diri sendiri. Tidak banyak perubahan yang sudah ku lakukan selama bulan puasa, ibadah juga sering bolong, terus kerjaan cuma tidur doang kalau lagi nganggur banget. Sangat - sangat tidak bermanfaat. Menyesal? Bagaimana ya... aku tidak hidup dengan...

Kamar 'Baru'

Kalau sudah usia 21, seharusnya sudah punya tepat tinggal sendiri. Minimal ngekos atau sewa kontrakan bareng teman. Niat awalku begitu, tetapi, seperti yang kita tahu, keinginan tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan menjadi lebih buruk, kalau memang lagi sial. Tetapi, tidak semuanya begitu kan? Untungnya sih, ga sampai buruk. Cuma ya tidak sesuai harapan. Karena, sampai sekarang tinggal di rumah dengan orang tua, banyak suka dan dukanya. Suka seperti makanan tidak perlu bayar, karena ya tinggal sama orang tua, ngapain harus bayar? Bukan berarti ga punya rasa sungkan atau bagaimana ya, nanti setelah KKN, aku bakalan cari tempat tinggal sendiri deh, biar lebih tenang, dan ga gangguin orang rumah. Dukanya sih, tentu kurang bebas. Meskipun, tetap dibolehkan pulang jam berapa pun, tetap saja ada perasaan yang kurang 'bebas'. Orang tua memang tidak banyak melarang tentang apa yang ku lakukan, mungkin cuma diingatkan ketika melenceng keluar jalur. Tetapi, karena itu ...

Konsep baru

Sebenarnya, aku belum bisa memberitahukan ini ke banyak orang. Belum bisa aja gitu, karena semua masih persiapan, dan belum mateng. Tetapi, aku butuh bantuan kalian. Doa aja cukup, kalau mau bantu lebih ga masalah, bakalan lebih bagus lagi kalau bantu ide. Jadi, selama beberapa belakangan ini, ada konsep untuk berbagi amal begitu, jadi niatnya, kek pengamen - pengamen di luar negri gitu, kalau kalian pernah liat Ed Sheeran sebelum terkenal, dia harus mengamen dulu dari satu tempat ke tempat lain. Hingga bisa mencapai posisi yang sekarang ini. Berat? Tentu. Tetapi selalu worth it untuk orang yang mau berusaha. Lalu, karena ku rasa konsep ini cukup bagus, ingin ku terapkan di Indonesia, jadi aku bakalan stay di satu tempat, bernyanyi di sana selama 1 jam penuh, tidak mengharapkan bayaran, tetapi ada yang mengapresiasi dengan senyum saja sudah cukup menyenangkan. Doakan. Mungkin terkesan idealis, tetapi jujur saja, ini masih konsep, baru bisa dijalankan nanti, setelah KKN ku selesai, ...

Kurang Bersyukur

Dapat pelajaran itu bisa dari mana saja. Bahkan, ketika ga ada kerjaan sekalipun, selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Seperti tidak boleh buang - buang waktu misalnya. Eh, tapi bagaimana ya? Malas - malasan enak sih, berasa ga ada beban sama sekali ini otak. Hehehe. #TimDoyanMalasTipis2 Jadi, sebenarnya aku ada sedikit kebiasaan yang sudah ku lakukan selama beberapa bulan belakangan ini, yaitu berkebun. Iya, berkebun. Bukan karena aku suka tanaman ya, karena nganggur saja, ga ada kerjaan yang begitu berarti. Kerja cuma freelance dan duitnya biasa - biasa. Akhirnya untuk mengatasi stress, ya berkebun pilihan paling normal dan hemat. Karena berkebun sudah cukup lama, dan sepertinya perlu penambahan di beberapa sisi, seperti membeli rak tanaman, biar kalau mau nyiram, bisa kena semua. Akhirnya kemarin - kemarin manggil tukang las buat ngebentuk desainnya mau seperti apa, dan mau di bagaimana kan tamannya. Hari ini, tukang lasnya datang, bawa raknya, tetapi belum digabung begitu. ...

Tidak Pernah Merasa Terlalu Besar.

Dalam menjalani beberapa hal, belakangan ini selalu merasa cukup serius. Iya, ku jalani semua dengan sepenuh hati. Berusaha menghasilkan yang terbaik, sejauh yang ku bisa. Dimarahi meskipun bukan yang salah, berusaha meskipun tahu, tidak akan pernah cukup sempurna. Iya, tidak akan pernah cukup sempurna. Dalam postingan beberapa hari yang lalu, tentang 10.000 jam. Aku percaya, bahwa dalam proses belajar memang perlu yang namanya ketekunan hingga keuletan. Kalau bisa, sampai bikin Tuhan itu "menyerah" mengasih cobaan. Dalam hal ini, pilihan pun tidak banyak. Pilihannya cuma 2, mau kamu yang menyerah, kebanyakan orang pasti begini ketika orangnya termasuk gampang bosan, atau sebaliknya. Tuhan tidak hanya akan memberimu cobaan dalam bentuk siksaan, melainkan dalam bentuk keindahan. Sama - sama cobaan, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Istilahnya, terlihat indah belum tentu indah. Begitu sampai di titik ini, entah sudah berapa jam yang kulewati, masih selalu merasa kurang cuk...

PDKT itu berat komandan!

PDKT itu merepotkan. Setelah sekian lama tidak mencari dengan niat. Memulainya lagi terasa berat. Seperti mencoba berkenalan dari awal, mengetahui apa yang disuka, apa yang harus dilakukan dan sejenisnya. Berat sekali. Untuk niat saja berat, bagaimana melakukannya? Beratnya berkali - kali lipat. Nah, selama beberapa belakangan ini, memulai PDKT lagi dengan beberapa orang. Mulai dari teman dekat yang memang pernah chat - chatan dulu, hingga mantannya teman. Tetapi belum ada yang jadi satu pun. Iya, belum ada yang jadi. Bagaimana? Payah bukan aku? Hahaha. Tetapi, belum ada yang jadi, bukan berarti ga ada yang naksir. Ada dong, tentu. Percuma usaha, kalau ga balik modal. Sudah usaha cukup berat, masa doi ga naksir? Sama saja kek investasi bodong. Ga dapat apa - apa. Daripada ga dapat apa - apa, mendingan ga usah niat dari awal untuk PDKT kalau begitu. Duit aman, hati tak ada yang tersakiti pula. Sa ae. Selama PDKT, aku cukup belajar banyak. Ternyata, aku cukup lucu ketika PDKT, ada ...

10.000 Jam.

Membentuk kebiasaan itu susahnya minta ampun. Tidak bisa dilakukan dalam sehari - dua hari. Bahkan dalam waktu bulanan pun belum tentu bisa membentuk sebuah kebiasaan yang efektif dan bisa dilihat hasilnya. Ada tenggat waktu yang cukup lama untuk melihat hasil dari kebiasaan ini. 10.000 Jam. Dalam beberapa buku yang dulu pernah ku baca, kalau tidak salah judul bukunya adalah Outlier. Karya dari Malcolm M Gladwell. Dia menjelaskan, bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal, orang harus menghabiskan waktu seminim mungkin 10.000 jam. Iya, 10.000 jam. Kalau ditanya itu berapa hari dapatnya, ya coba saja dibagi. Misal, kita melakukan hal yang sama terus - menerus tiap hari selama 8 jam, itu setara dengan 3 tahun 6 bulan, untuk menyentuh 10.000 Jam. Lama kan? Banget. Capek usaha seperti itu tiap hari, ditambah dengan bosan, buntu, ingin keluar saja. Apalagi kalau orangnya gampang ngeluh. Ya sudah, buang saja jauh - jauh harapan untuk menjadi ahli di sebuah hal. Tahu The Beatles? Se...

Next Step

Kehidupan itu ada naik dan turun, kadang kita di atas, kadang di bawah, kadang terlalu lama di bawah, jadi merasa kek sudah di atas langit. Ada. Pokoknya ada. Kali ini, hidup lagi sedikit di uji. Eh, sebenarnya banyak sih, tetapi tidak terlalu diambil pusing. Ada beberapa alasan kenapa begitu, karena alasan pertama adalah terlalu sepele, dan ke dua adalah karena memang tidak ada waktu untuk memikirkan hal begitu. Alhasil, tenaga dihabiskan untuk kepentingan lain yang lebih penting. Karena ada urusan dengan KKN. Buat kalian yang ga tahu, KKN itu apa, semacam kerja tapi ga digaji. Ini resmi dari kampus, dan kita bakalan di taruh di sebuah tempat, lebih tepatnya di desa untuk hidup di sana dan membudidayakan perkembangan di sana seperti apa. Waktunya selama 1 bulan kurang. Mulai dari hari senin - minggu. Iya, penuh setiap harinya. Terdengar menyebalkan bukan? Hahaha. Sama. Urusan KKN ini ga hanya untuk satu atau dua orang. Tapi 1 kelompok. Per kelompok isinya 10 orang. Berarti,...

Kesepian.

Kemarin tidak bisa update blog. Karena ada acara buka bersama anak kelas L di salah satu rumah teman. Ini acara teman di kuliah, teman di semester 1, ga begitu akrab, tapi diajakin. Jadi berangkat lah aku. Acaranya cukup sederhana, cukup datang, lalu makan bersama, dan terakhir sesi foto - foto. Rame? Jelas. Ada sekitar 30 anak lebih yang datang ke acara tersebut. Tetapi, karena rumahnya cukup kecil. Akhirnya ya pada desak - desakan begitu. Ada chaos yang tercipta. Ya normal saja, setiap dalam kelas, pasti ada anak yang ngumpul sama teman akrabnya masing - masing. Kalau orang biasanya bilang ini geng - gengan. Meskipun begitu, aku sendiri termasuk orang yang ga ada geng - gengan. Iya, apa pun yang ku lakukan pasti individu, makanya ga ada yang terkesan akrab denganku. Selama acara, entah kenapa aku merasa cukup sendirian. Ga hanya acara hari ini sih, setiap acara buka bersama lainnya pun begitu. Bahkan di acara - acara lain pun merasakan yang sama. Di tempat ramai, selalu mera...

Feel Blessed.

Sebagian orang, berpikiran bahwa hidup itu menyebalkan, banyak tuntutan, ingin mencaci maki, dan banyak hal negatif lainnya. Aku pun berpikiran seperti itu. Iya, itu yang terkadang terlintas di pikiranku. Bahkan, pernah suatu waktu, yang ada di otakku hanyalah meracau, dan mengutuk Tuhan yang Maha Segala, karena merasa tidak adil atas perlakuan beliau kepada saya. Pernah. Itu pernah terjadi. Padaku. Hari ini pun begitu, meskipun tidak diikuti dengan racau dan caci maki yang terlontar dari mulut ini, hanyalah sebatas umpatan biasa, bukan dalam konotasi negatif. Semua masalah datang bergantian, mulai datang ke kantor telat, lalu ketemu dengan murid di kelas yang ngeselin minta ampun. Masa lagi jelasin, malah dicuekin sambil nyari uban?:( kan kzl yak. Hingga beres - beres rumah yang berantakannya melebih kapal pecah. Marah? Tentu, di umur 21 ini, perubahan belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan, bahkan ada terkesan penurunan kualitas hidup. Tetapi, ada 1 momen, yang terjadi hari ini, ...

Selalu Terlihat dan Di Ingat.

Terkadang, kita tidak mendapatkan yang kita inginkan. Seberapa sering kita berdoa, masih belum tentu akan diberi sama Tuhan Yang Maha Esa. Itu faktanya. Hal ini terjadi, ketika ulang tahun tanggal 7 Juni kemarin. Terbukti, yang mengucapkan kurang lebih 20 orang di hari itu. Cukup sepi. Bahkan, lebih sepi dari tahun sebelumnya. Sedih? Tentu. Tidak perlu aku jabarkan di sini secara detail, tetapi aku cuma bisa meringis saja. Beruntung, masih ada yang mengingat bahwa aku pernah dilahirkan. Setelah kejadian itu. Aku berusaha untuk tidak mengambil hati. Banyak caranya, dan cukup berhasil. Meskipun tidak 100% sembuh, tetapi setidaknya aku masih bisa tertawa lagi bareng anak - anak. Cara yang kulakukan biasanya adalah bekerja. Entah, itu kerja di rumah ataupun kantor. Tetapi lebih efisien kalau di kantor, karena bertemu teman - teman. Setidaknya mendengarkan tawa mereka lebih menyenangkan. Nah, kebetulan, kemarin, hari jumat. Aku dipanggil ke kantor. Ini kantornya freelance . Jadi, kalau...

Dilema Berkarya.

Dalam berkarya, pasti ada suka maupun duka. Demen hingga enek. Benci hingga benci sekali. Tapi tidak ada cinta. Iya, tidak ada cinta. Tidak ada cinta dalam yang namanya berkarya. Selalu ingin yang lebih. Tidak percaya? Biar saya jelaskan. Dalam berkarya, awalnya kita membuat sesuatu karna memang suka, bahkan cinta dengan hal tersebut. Kita melakukannya setiap hari, mulai pagi hingga malam. Mulai perut isi hingga harus diisi lagi. Begitu terus, tanpa ada batasan waktu. Tidak ada tendensi apapun dalam hal ini. Kita hanya berkarya lewat hati. Setelah berkarya secara telaten, orang mulai ada yang tertarik. Kalau tidak tertarik, setidaknya mereka tahu. Lalu timbullah saran, kritikan, cacian, hingga menjatuhkan. Ini benar adanya, apalagi ketika memasuki era digital, semua orang bisa mengucapkan apapun yang mereka mau, karena tidak bertemu dengan yang bersangkutan. Di posisi ini, ada 2 pilihan. Mau jatuh dan berhenti begitu saja. Atau tetap berkarya, bahkan dibilang kepala batu? Semua terga...

Kuliah Tanggung.

Dilema mahasiswa, apalagi kalau sudah semester tua. Jadwal kuliah menjadi semakin sedikit. Kalau sudah sedikit, biasanya jam kuliahnya lompat - lompat. Nah, yang begini berdampak kepada semangat kuliah menurun drastis. Kalau bisa langsung lulus, ingin deh kek gitu. Itu kalau bisa ya, faktanya? Hehehe. Nah, karena jadwal kuliahku sudah sedikit, bukan karena pintar ataupun rajin. Karena jumlah sks yang diambil ga bisa banyak. Maka, saya berusaha mencari hikmah dari sisi yang lain. Seperti, mempelajari gelagat para mahasiswa. Berani bertaruh deh, dosen juga belajar soal beginian. Mempelajari gelagat mahasiswa sebenarnya menyenangkan. Terutama ketika bulan puasa. Biasanya, ketika bulan - bulan normal, para mahasiswa kalau malas itu mudah terlihat. Ciri - cirinya kalau ga datang telat, kalau ga begitu, duduk paling belakang. Sedangkan selama bulan puasa, yang mengalami efek itu ga hanya di baris belakang saja, bahkan baris terdepan pun begitu juga. Tapi, karena gengsi di lihat langsung ...

21

Huray!!! Sudah sebulan ga tulis sesuatu di blog ini. Kind of missin' it so bad. Banyak yang perlu diselesaikan, tetapi hasrat untuk menulis tetap ada. Jadi, percuma saja kalau dipendam terlalu lama. Mending ya lanjut tulis sesuatu lagi, tapi beberapa saat yang lalu cuma update tulisan di Wattpad saja. Cuma puisi kok, dan sepertinya perlu banyak baca buku romantis, jadi biar kata - kata manisnya pada keluar semua. Karena, hari ini adalah hari yang cukup spesial untuk diri sendiri. Meskipun begitu, spesial bagiku, belum tentu spesial bagi yang lain. Terbukti, hari ini yang mengucapkan "selamat ulang tahun" hanya beberapa orang saja. Mungkin, tidak sampai hingga 50 orang. Iya, ga sampai segitu. Bahkan mungkin hanya setengahnya. Sedih? Sedikit. Terlalu banyak berekspektasi memang tidak menyenangkan. Apalagi kalau ekspektasi terhadap manusia. Sudah harus siap dikecewakan. Lalu, akhirnya coba mikir dari beberapa sisi. Mencoba melihat dari sisi lainnya. Karena, daripada ber...