Next Step


Kehidupan itu ada naik dan turun, kadang kita di atas, kadang di bawah, kadang terlalu lama di bawah, jadi merasa kek sudah di atas langit. Ada. Pokoknya ada.

Kali ini, hidup lagi sedikit di uji. Eh, sebenarnya banyak sih, tetapi tidak terlalu diambil pusing. Ada beberapa alasan kenapa begitu, karena alasan pertama adalah terlalu sepele, dan ke dua adalah karena memang tidak ada waktu untuk memikirkan hal begitu. Alhasil, tenaga dihabiskan untuk kepentingan lain yang lebih penting.

Karena ada urusan dengan KKN. Buat kalian yang ga tahu, KKN itu apa, semacam kerja tapi ga digaji. Ini resmi dari kampus, dan kita bakalan di taruh di sebuah tempat, lebih tepatnya di desa untuk hidup di sana dan membudidayakan perkembangan di sana seperti apa. Waktunya selama 1 bulan kurang. Mulai dari hari senin - minggu. Iya, penuh setiap harinya. Terdengar menyebalkan bukan? Hahaha. Sama.

Urusan KKN ini ga hanya untuk satu atau dua orang. Tapi 1 kelompok. Per kelompok isinya 10 orang. Berarti, mau ga mau harus berhadapan langsung dengan 9 kepala. Yang di mana, setiap kepala punya idenya masing - masing. Uniknya lagi, anggotanya bukan dari fakultas bahkan jurusan yang sama. Bisa bayangkan bagaimana rasanya kalau ada benturan? Pasti menyebalkan. Sangat menyebalkan malah. Apalagi, aku ditunjuk sebagai ketua selama di KKN. Mau tidak mau, aku harus menurunkan ego sendiri, bahkan harus mengondisikan keadaan apabila mulai memanas. Horor. Tetapi bagaimana lagi? Mau mengeluh? Memangnya, mengeluh bisa menyelesaikan masalah?

Selama menjadi ketua, perkembangannya cukup bagus. Belum ada konflik ataupun gesekan yang berarti. Salah paham tentu pasti terjadi, tetapi mungkin karena kebanyakan adalah anak sosial, sedangkan anak sainsnya ada 3 orang saja. Jadi lebih cepat berbaur, dan tidak terlalu makan hati kalau lagi bercanda satu sama lain. Mungkin, tetapi belum tahu lagi kedepannya bagaimana. Doakan saja.

Tugas yang dikerjakan pun bisa dikoordinasi dengan baik. Ada pembagian tugas, mulai dari proposal hingga survei lokasi pun dibagi. Belum ada yang komplain karena pembagian tugas ini. Karena tahu setiap mahasiswa punya kesibukan masing - masing, jadi berusaha untuk memahami satu sama lain. Dan tentunya, susah untuk kumpul adalah kendala utama selama pra-KKN ini. Untungnya, hal ini tidak menjadi alasan besar terjadinya pergesekan antar anggota.

Setelah hal itu, yang baru ku sadari adalah, aku suka yang namanya berpikir. Iya, suka sekali. Bahkan hampir hal sekecil apapun aku pikirkan. Bukan, aku bukan OCD atau obsessive compulsive disorder. Yang di mana setiap detailnya diperhatikan. Tetapi hanya memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Tidak perlu sempurna, tetapi terlihat bagus. Tetapi, hal ini menimbulkan beberapa bagian yang tidak ku suka. Seperti tidak konsisten. Jujur saja, dalam umur sekarang ini. Yang sedang ku bentuk adalah kebiasaan baik. Seperti bekerja. Ketika aku melewatkan sehari tanpa bekerja, ada rasa malas untuk memulai lagi dari awal. Tetapi, seperti pepatah. Jatuh sekali. Bangkit 2 kali. Jatuh 100 kali, bangkit 101 kali. Begitu seterusnya. Setiap ada masalah harus diselesaikan, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020