Puasa Berakhir
Setelah sebulan berlalu. Akhirnya puasa kelar juga. Bilang begini, bukan berarti senang ya. Tetapi sedikit lega. Kenapa lega? Karena, selama sebulan terakhir, puasa belum ada yang bolong. Meskipun ga sahur sama sekali, bukan berarti puasa bisa bolong seenak jidat. Kalau kek begitu mah, mungkin bulan ini ga puasa sama sekali. Tetapi, dengan tidak sahur selama bulan puasa, ada beberapa hikmah yang didapat. Seperti berat badan yang konsisten menurun, meskipun tidak begitu drastis turunnya. Tetap saja, hal ini memberikan efek lebih fokus untuk mengerjakan sesuatu. Karena perut kan bunyi terus, itu dari pagi hingga waktu berbuka. Mau gagal fokus bagaimana, perut suaranya ganggu banget.
Selain itu, ada perasaan lain juga. Pertama, kecewa terhadap diri sendiri. Tidak banyak perubahan yang sudah ku lakukan selama bulan puasa, ibadah juga sering bolong, terus kerjaan cuma tidur doang kalau lagi nganggur banget. Sangat - sangat tidak bermanfaat. Menyesal? Bagaimana ya... aku tidak hidup dengan penyesalan sih, pokoknya dicari jalan keluar, biar kedepannya lebih baik lagi.
Lalu, puasa tahun ini hectic banget. Iya, sibuk banget sampai ga berasa itu lagi puasa. Bagus sih, kalau mau mokel, jadi ga kepikiran sama sekali. Setelah kegiatan seharian, langsung cari kasur, terus tidur nyenyak sampai buka puasa. Tetapi, hal ini pun ada efek jeleknya. Kenapa? Karena, begini ini, yang bikin jadwal tidur hancur banget. Selama puasa, tidur baru bisa jam 2 pagi, lalu bangun jam 9 pagi. Gila. Ini tidur, apa mati suri? Dalam rentang waktu memang kelihatan normal sih, tetapi, ga pernah itu gue bangun di atas jam 7 pagi. Payah banget puasa kali ini.
Puasa ini juga ngebiasain gue buat sering nyetir malam. Iya, bukan malam yang normal bahkan. Bisa malam itu malam banget. Bahkan, pernah itu baru keluar rumah di atas jam 10 malam. Bukannya gue anak cemen yang ga pernah keluar malam ya. Tetapi, gue sudah mager banget kalau disuruh keluar jam segitu. Tapi, apalah daya, yang nyuruh orang tua gue, mau ga mau nurut saja lah ya, daripada berkepanjangan.
Terlepas itu semua, gue cukup menikmati puasa tahun ini. Sibuk, tetapi temponya selalu pas. Bisa dinikmati. Tidak terlalu cepat, ataupun lambat. Mengeluh sedikit, tetapi tawanya tetap banyak. Meskipun, tahun ini tidak berjalan sesuai ekspektasi karena yang ngucapin selamat ulang tahun tidak banyak. Gue tetap bersyukur dengan hal ini. Semoga tahun depan masih bisa bertemu lagi. Tetapi, dalam kondisi gue sudah menyusun skripsi. Amin.
Selain itu, ada perasaan lain juga. Pertama, kecewa terhadap diri sendiri. Tidak banyak perubahan yang sudah ku lakukan selama bulan puasa, ibadah juga sering bolong, terus kerjaan cuma tidur doang kalau lagi nganggur banget. Sangat - sangat tidak bermanfaat. Menyesal? Bagaimana ya... aku tidak hidup dengan penyesalan sih, pokoknya dicari jalan keluar, biar kedepannya lebih baik lagi.
Lalu, puasa tahun ini hectic banget. Iya, sibuk banget sampai ga berasa itu lagi puasa. Bagus sih, kalau mau mokel, jadi ga kepikiran sama sekali. Setelah kegiatan seharian, langsung cari kasur, terus tidur nyenyak sampai buka puasa. Tetapi, hal ini pun ada efek jeleknya. Kenapa? Karena, begini ini, yang bikin jadwal tidur hancur banget. Selama puasa, tidur baru bisa jam 2 pagi, lalu bangun jam 9 pagi. Gila. Ini tidur, apa mati suri? Dalam rentang waktu memang kelihatan normal sih, tetapi, ga pernah itu gue bangun di atas jam 7 pagi. Payah banget puasa kali ini.
Puasa ini juga ngebiasain gue buat sering nyetir malam. Iya, bukan malam yang normal bahkan. Bisa malam itu malam banget. Bahkan, pernah itu baru keluar rumah di atas jam 10 malam. Bukannya gue anak cemen yang ga pernah keluar malam ya. Tetapi, gue sudah mager banget kalau disuruh keluar jam segitu. Tapi, apalah daya, yang nyuruh orang tua gue, mau ga mau nurut saja lah ya, daripada berkepanjangan.
Terlepas itu semua, gue cukup menikmati puasa tahun ini. Sibuk, tetapi temponya selalu pas. Bisa dinikmati. Tidak terlalu cepat, ataupun lambat. Mengeluh sedikit, tetapi tawanya tetap banyak. Meskipun, tahun ini tidak berjalan sesuai ekspektasi karena yang ngucapin selamat ulang tahun tidak banyak. Gue tetap bersyukur dengan hal ini. Semoga tahun depan masih bisa bertemu lagi. Tetapi, dalam kondisi gue sudah menyusun skripsi. Amin.
Komentar
Posting Komentar