Kurang Bersyukur
Dapat pelajaran itu bisa dari mana saja. Bahkan, ketika ga ada kerjaan sekalipun, selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Seperti tidak boleh buang - buang waktu misalnya. Eh, tapi bagaimana ya? Malas - malasan enak sih, berasa ga ada beban sama sekali ini otak. Hehehe. #TimDoyanMalasTipis2
Jadi, sebenarnya aku ada sedikit kebiasaan yang sudah ku lakukan selama beberapa bulan belakangan ini, yaitu berkebun. Iya, berkebun. Bukan karena aku suka tanaman ya, karena nganggur saja, ga ada kerjaan yang begitu berarti. Kerja cuma freelance dan duitnya biasa - biasa. Akhirnya untuk mengatasi stress, ya berkebun pilihan paling normal dan hemat.
Karena berkebun sudah cukup lama, dan sepertinya perlu penambahan di beberapa sisi, seperti membeli rak tanaman, biar kalau mau nyiram, bisa kena semua. Akhirnya kemarin - kemarin manggil tukang las buat ngebentuk desainnya mau seperti apa, dan mau di bagaimana kan tamannya. Hari ini, tukang lasnya datang, bawa raknya, tetapi belum digabung begitu. Karena, berat dan susah dibawanya kemana - mana.
Nah, rencananya, hari ini mau dikerjain langsung begitu, tetapi karena ada urusan, tukangnya harus balik duluan, dan minta bayaran lagi. Iya, dia minta bayaran di awal. Kan kaget ya kita, takutnya kabur terus ga dikerjain. Eh, alasannya sederhana sekali, tetapi cukup bikin merasa kurang bersyukur selama ini. Dia bilang, kalau butuh uangnya, soalnya istrinya mau belanja. Iya, mau belanja begitu. Padahal, biayanya cuma 1 juta, bisa buat apa coba di Surabaya ini? Bisa banyak sih, tapi paling ya ga terlalu banyak pilihan juga. Tetapi bagi mereka, itu sangat berarti.
Aduh, apalah aku yang kurang bersyukur ini. Banyak banget barang yang ku punya lebih mahal daripada orang itu, bisa jadi dia perlu kerja 2 minggu buat dapat 1 juta, sedangkan aku hanya duduk - duduk biasa, sudah ke kumpul duitnya. Jujur, kecewa sama diri sendiri, tetapi aku kan belajar dari kesalahan. Terima kasih, pak!
Jadi, sebenarnya aku ada sedikit kebiasaan yang sudah ku lakukan selama beberapa bulan belakangan ini, yaitu berkebun. Iya, berkebun. Bukan karena aku suka tanaman ya, karena nganggur saja, ga ada kerjaan yang begitu berarti. Kerja cuma freelance dan duitnya biasa - biasa. Akhirnya untuk mengatasi stress, ya berkebun pilihan paling normal dan hemat.
Karena berkebun sudah cukup lama, dan sepertinya perlu penambahan di beberapa sisi, seperti membeli rak tanaman, biar kalau mau nyiram, bisa kena semua. Akhirnya kemarin - kemarin manggil tukang las buat ngebentuk desainnya mau seperti apa, dan mau di bagaimana kan tamannya. Hari ini, tukang lasnya datang, bawa raknya, tetapi belum digabung begitu. Karena, berat dan susah dibawanya kemana - mana.
Nah, rencananya, hari ini mau dikerjain langsung begitu, tetapi karena ada urusan, tukangnya harus balik duluan, dan minta bayaran lagi. Iya, dia minta bayaran di awal. Kan kaget ya kita, takutnya kabur terus ga dikerjain. Eh, alasannya sederhana sekali, tetapi cukup bikin merasa kurang bersyukur selama ini. Dia bilang, kalau butuh uangnya, soalnya istrinya mau belanja. Iya, mau belanja begitu. Padahal, biayanya cuma 1 juta, bisa buat apa coba di Surabaya ini? Bisa banyak sih, tapi paling ya ga terlalu banyak pilihan juga. Tetapi bagi mereka, itu sangat berarti.
Aduh, apalah aku yang kurang bersyukur ini. Banyak banget barang yang ku punya lebih mahal daripada orang itu, bisa jadi dia perlu kerja 2 minggu buat dapat 1 juta, sedangkan aku hanya duduk - duduk biasa, sudah ke kumpul duitnya. Jujur, kecewa sama diri sendiri, tetapi aku kan belajar dari kesalahan. Terima kasih, pak!
Komentar
Posting Komentar