Manusia Bahagia
Aku selalu bilang pada diri sendiri, untuk menjadi manusia yang paling berbahagia. Iya, berbahagia akan apa pun. Entah itu dalam keadaan senang, hingga dalam keadaan terburuk sekalipun. Ok, itu terdengar sangat tidak masuk akal, seperti tidak 'manusia' sekali. Memang, harus aku sadari, bahwa itu memang bukan 'manusia' pada umumnya. Bukan memang. Karena sejatinya kita punya hak dasar akan manusia. Kita boleh dalam keadaan baik, senang, bahagia, canda, tawa, dan sejenisnya. Tetapi, kita sangat diizinkan untuk sedih, berduka, menyesal, hingga merundung pada keadaan. Kita, diperbolehkan untuk hal itu. Kita punya hak akan hal itu.
Aku sendiri tidak selamanya bisa bersenang hati. Terkadang, bersedih adalah teman akrabku ketika tidak ada kegiatan dan teman bercerita. Terkadang. Hal ini membuatku mengingat banyak hal, terutama dengan masalah dan kesalahan yang pernah aku lakukan. Lalu apa? Tentu, aku akan menyesal, berkecil hati, menyalahkan keadaan, bahkan terkadang ingin bunuh diri. Iya, bunuh diri karena sudah tak tahu harus berbuat apa.
Tetapi, hal tersebut tidak bisa terjadi kan? Kita tidak diperbolehkan menyerah pada keadaan. Kalau tidak kita, setidaknya itu sangat berlaku untuk diriku sendiri. Ketika aku mulai menyerah akan sesuatu, aku mulai berusaha menanyakan kepada diriku sendiri, apakah benar? Apakah aku yakin untuk berhenti? Apakah aku siap, akan semua akibat yang aku tanggung kalau misalnya aku benar-benar menyerah? Tuhan sendiri pernah bilang kepada hamba-Nya, bahwa Ia tidak akan mengubah nasib suatu kaum, apabila hambanya tidak berusaha untuk dirinya sendiri. Dan, karena itulah aku tetap berusaha.
Lalu, setelah aku berusaha untuk diriku sendiri, aku berpikiran sesuatu yang sedikit di luar batas pikirku. Bagaimana cara yang pantas untuk membuat orang lain bahagia? Banyak memang, cara paling sederhana adalah dengan tersenyum, dan juga menghargai atas 'kehadiran' dari orang lain. Iya, terdengar mudah kan? Tetapi tidak semudah itu ketika diterapkan. Ada beberapa faktor dalam diri yang menghalangi, entah diri sendiri, lingkungan, dan banyak faktor lainnya.
Aku sendiri masih sangat susah mengapresiasi orang lain. Susah sekali. Karena banyak faktor, mulai kurang percaya akan orang lain, ada perasaan takut disakiti seperti dahulu, dan banyak faktor lainnya. Aku tak bisa menceritakannya secara detail, karena faktor pribadi. Maafkan ya, teman (:
Mungkin terkesan aku hanya omong doang tadi, tetapi aku berusaha melakukan 1 kebaikan beberapa hari lalu. Iya, 1 kebaikan kecil. Aku coba bilang kepada seseorang yang hanya aku kenal lewat sosial media, dan berkata bahwa, "terima kasih telah menjadi salah satu alasan aku tertawa hari ini." Belum dibalas sampai kemarin, dan ternyata dia senang sekali. Ya tidak diungkapkan lewat lisan atau bagaimana, tetapi kita bisa membaca aura seseorang dari tulisannya, bukan?
Nah, sejak saat itu aku berjanji, akan selalu mengapresiasi kehadiran setiap orang dalam hidupku. Selalu. Entah itu dengan cara yang sederhana, atau dengan cara sulit sekalipun. Dan teruntuk kamu yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini, terima kasih ya! Aku doakan selalu yang terbaik untukmu!!!!! :3:3:3
Komentar
Posting Komentar