Messed Up Things.


I really loved messed up "things".

Kalau kamu tanya, "mengapa?" jawabanku akan selalu sama. Tak tahu. Iya, aku tak tahu alasannya mengapa, hampir mirip ketika aku berkata, "aku sayang kamu." Sesederhana itu. Meskipun, jujur saja, aku tidak terlalu betah dengan kondisi kamar yang berantakan. Selalu ingin memperbaruinya, sehingga terlihat lebih indah daripada sebelumnya. Tetapi, aku suka dengan hal yang berantakan. Aneh? Jelas, aku juga begitu berpikirnya.

Menurutku, berantakan itu menandakan diri sendiri. Mengingatkan bahwa diriku masih belum menjadi apa-apa. Masih harus banyak belajar, melihat sesuatu lebih luas, hingga nanti, aku tahu arahnya ke mana hidupku ini. Dan, begitulah aku sekarang. Berantakan, belum tahu ke mana arahku nanti. Masih kelabu. Aku mengakuinya, tak masalah, karena mengakui bukan termasuk sebuah dosa kan? (:

Aku terkadang berdoa kepada Tuhan, berdoa sederhana saja, tentang diriku tentunya. Aku bilang pada Tuhan, "Ya Tuhan, apabila seseorang baik untukku, maka dekatkanlah. Kalau bukan, maka berikanlah yang terbaik untuk mereka." Aku ucapkan itu beberapa kali, ketika aku ingat untuk berdoa. Tidak sering, ya minimal sehabis ibadah.

Jujur, waktu itu, aku sempat pasrah dengan diri sendiri. Sangat bahkan. Berdoa seperti itu, setiap hari, tapi entah kenapa, tidak mendapatkannya dalam waktu yang cukup singkat. Mengutuk bahkan menyalahkan diriku sendiri. Puncaknya adalah, ketika waktu bulan Januari kemarin. Ketika aku tahu segalanya, bahwa yang kuanggap baik, ternyata meninggalkanku. Lucu memang, tetapi waktu itu, aku menyalahkan segalanya. Bahkan, Tuhan pun sempat aku salahkan.

Aku bilang pada Tuhan, "kok begini sih? Maksud Kamu apa?? Aku sudah usaha semua untuknya, tetapi kok hasilnya begini? Bangsat Kau!!!!". Iya, itu yang aku ucapkan waktu itu. Dalam hati tentunya, kalau bilang langsung, nanti orang sekitar akan marah dan kecewa padaku. Aku tak mau hal itu terjadi, biarkan masalahku, hanya untukku. Biarkan saja.

Butuh waktu memang untuk menyembuhkan diri, sebulan penuh aku habiskan untuk merenungi diri. Itu pun, terkadang masih teringat. Aku masih berusaha berdamai dengan hati. Masih. Aku tahu itu berlebihan, tetapi kalau kamu di posisiku, aku rasa kamu akan begitu juga. Aku rasa.

Bulan Maret datang, dan aku baru paham, apa maksud dari Tuhan. Iya, butuh waktu untuk memahaminya. Bulan ini, aku merasa lebih diberkati. Seperti Tuhan bilang, "tunggu, Aku punya kejutan baru untukmu." Uniknya, aku mulai merasakan semangat dalam hidup. Ketika teman-teman mulai mengajakku melakukan sebuah proyek, non-materialis memang, tetapi aku merasa orang-orang di dalamnya sangat keren.

Aku kurang tahu kenapa, tetapi aku mulai merasa 'penasaran' lagi. Seberapa jauh aku bisa berkembang lagi? Pertanyaan yang sempat aku tanyakan ketika aku tak tahu arah. Mungkin, ini saatnya. Untuk bilang pada diri sendiri, waktunya bergerak. Tak perlu terlalu memaksa, cukup dinikmati, dan usaha sekeras mungkin. Berusaha maksimal itu belum tentu kamu menyelesaikan banyak hal, tetapi yang pasti, kamu mulai mendekati mimpimu. Satu persatu, perlahan, tetapi pasti.

Ah, this is why i loved messed up things. Everytime i feel messed up, i will always meet a simple that can make me shock. Always. And yeah, i love all the "shock" thing, who can make me grow bigger than before.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Pecel Lele | Puisi

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020