Bersyukur.
Aku punya beberapa kebiasaan aneh, kalau misalnya sedang dalam keadaan sendiri. Iya, sendiri yang totalitas. Ketika tidak ada yang bisa diajak bercerita dan berbagi. Aku selalu melakukan beberapa kegiatan, yang umumnya, orang lain berusaha untuk menolak melakukannya. Salah satunya, adalah berkelana ke dalam diri sendiri.
Semalam, ketika aku berusaha berkelana ke dalam diri, mencoba mencari tahu sesuatu, yang kutemukan adalah kehampaan. Iya, aku merasa hampa semalam. Tidak ada yang bisa aku temukan, kecuali diriku yang lain. Diriku yang lain ini, datang menghampiriku. Ada apa? Tanyaku dalam batin.
Dia hanya tersenyum beberapa saat, tanpa banyak berkata-kata.
"Ada apa?" Tanyaku padanya, masih berusaha mengartikan maksudnya.
"Tidak, aku hanya rindu padamu." Jawab Lana, diikuti dengan duduk di sebelahku.
Lalu, terdiam beberapa saat. Tiba-tiba terdengar suara lagu, tanpa penyanyi, hanya alunan musik saja. Tidak menggebu, tetapi membikin hati tenang. Ah, kapan terakhir kali aku bisa menikmati saat ini?
"Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?" Tanyanya lagi.
Aku diam, tiba-tiba senyum mengembang di wajahku. Tidak menjawab, masih kuberi jeda sebelum menjawabnya. Perlu rangkaian kata yang tepat, sebelum menjawabnya.
Ia masih menunggu, senantiasa menunggu seperti sebelumnya. Entah, aku juga tidak tahu, bagaimana bisa aku menemukan sisiku yang ini? Sisi yang sangat bertolak belakang denganku, ketika sedang dalam keadaan masalah.
"Aku bersyukur." Jawabku, dengan tenang.
"Bersyukur?" Tanyanya, dengan masih ada senyum di wajahnya.
Ah, kenapa aku bisa begitu mencintainya? Padahal, dia adalah bagian lain dari diriku. Bolehkah aku menikahi diriku sendiri? Hahaha.
"Iya, aku bersyukur dengan keadaanku sekarang. Meski, jujur saja, aku sendiri masih berusaha menyembuhkan patah hati terdahulu, masih berusaha untuk mencari kesibukan, terkadang masih menyalahkan Tuhan untuk kondisiku sekarang. Tetapi, aku bersyukur." Jawabku, sedikit menggebu.
"Lalu?" Tanggapannya sederhana, diikuti dengan mata yang bikin sejuk, tanpa berusaha mengguruiku. Ah, how cool you are???
"Laluuu, aku bertemu banyak orang, terutama di Lingkar Sinergi. Bertemu dengan banyak orang unik, bercerita, berbagi pengalaman, terus aku diberi kesempatan buat membantu 2 anak, secara khusus, hingga menjadi orang yang lebih daripada sebelumnya." Jawabanku kali ini sangat menggebu. Jarang sekali aku se-ekspresif ini.
Dia cuma tersenyum, masih berusaha menunggu lanjutanku.
"Tapi ya begitu, mereka berdua mengingatkanku akan sesuatu. Menurutku, mereka adalah aku yang dibagi 2. Seperti aku dan kamu, Lana." Jawabku mulai pelan. Mulai ragu dengan apa yang aku katakan.
Dia terdiam sejenak, masih tersenyum seperti tadi.
"Bersyukurlah." Jawabnya sederhana. Lalu menghilang.
Aku terdiam, tidak bisa menjawab. Masih aku coba memproses maksud dari ucapannya, lalu yang aku temukan adalah diriku sendiri yang sekarang ini, dengan berjuta kenangan yang menghampiri satu persatu secara cepat. Ah, aku benci ini. Tetapi, aku jelas tidak bisa mengelak saat ini. Mungkin saran darinya tidak ada salahnya. Aku mungkin seharusnya bersyukur untuk sekarang ini. Seharusnya. Terima kasih Tuhan.
Komentar
Posting Komentar