Makin Tinggi, Makin Kencang.


"Faisal..." Sapa Lana, dalam diriku.

Aku hanya menoleh, melihatnya dengan tenang. Ia tersenyum, seperti biasanya. Ada damai dalam senyum itu, tetapi aku mengerti, ada sesuatu di dalamnya. Ada sesuatu.

"Iya?" Jawabku, diikuti dengan senyumku, sebagai balasan senyum darinya.

"Kamu makin tinggi. Angin akan makin kencang." Lanjutnya, dengan tatapan lebih dalam.

Aku tak menjawab, berusaha memahami maksudnya.

Lalu, ia tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa kata, tanpa ucapan perpisahan. Seperti biasanya.

Kemudian, suasana makin dingin.

Lebih dingin daripada biasanya.

Hingga aku putuskan untuk memeluk diriku sendiri.

Ingin rasanya ada yang memelukku saat ini.

Ingin rasanya.

Tetapi, kini aku sendiri.

Hanya sendiri.

Di tempat sunyi nan gelap.

Tanpa tahu harus berbuat apa-apa.

Sendirian.

Dan ditemani dengan angin yang semakin kencang.

Angin yang semakin kencang.

Aku diam

Lalu berkata dalam hati, "Aku siap."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020

Pecel Lele | Puisi