Musim Panas
Aku tidak pernah membenci musim panas. Tidak pernah. Malahan, aku cukup menikmati musim panas. Meskipun akhirnya, aku lebih banyak tidak pakai baju apabila di rumah. Panas di Surabaya ini, tidak menyenangkan sama sekali. Tidak menyenangkan. Seperti terbakar rasanya.
Mantan pernah bilang, kalau misalnya musim panas itu menyenangkan. Tidak akan pernah kehujanan, karena memang tak ada hujan sih... Tapi, maksudnya dia adalah kita lebih bebas bepergian tanpa perlu membawa banyak barang. Lebih simpel dan mudah. Begitulah.
Aku sesungguhnya tidak setuju, karena banyak alasannya. Seperti, aku selalu kepanasan kalau bepergian ke luar. Iya, selalu kepanasan. Terutama, akhir-akhir ini. Karena kesempatan untuk naik sepeda motor makin meningkat, maka aku semakin sering ketemu dengan jalanan yang panas dan matahari yang tak santai. Oke, kamu akan menyarankan untuk menggunakan jaket, tapi bagaimana bilangnya ya? Aku bukan tipikal orang yang ke mana-mana pakai jaket. Apalagi, badanku ini gampang sekali berkeringat... jadi aku urungkan niatku itu.
Terus, karena hal itu pula, kulitku berubah menjadi merah menuju hitam. Iya, merah menuju hitam. Aneh kali rasanya melihat kulitku sendiri. Merah seperti habis ditampar oleh orang, tetapi hitam kalau misalnya dibandingkan yang lain. Aneh pokoknya. Tapi aku suka. Jarang sekali kulitku ini berwarna hitam. Jarang sekali. Karena pada dasarnya, warna kulitku itu ya merah-coklat. Jadi kalau sudah menuju hitam, senangnya bukan main :)))
Tapi, ya sudah ya. Daripada banyak maunya, mending dinikmati saja musim panas ini. Terutama dengan cara tidur seharian di siang hari. Nikmat sekali bukan? Ulalalala~~~
Komentar
Posting Komentar