Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Berantakan.

Hidup itu ‘berantakan’. Acak tanpa aturan. Mungkin ada, tapi tak bisa diharapkan. Toh, buat apa juga diharapkan?   Kalau manusianya sendiri, bertindak sesuka hati. Menyakiti, tanpa mau disakiti. Mau tahu yang lebih parah lagi? Mereka tahu itu salah, tetapi tidak mengakui.   Aku bilang begini, belum tentu aku benar. Aku bukan malaikat, tetapi lebih mirip dengan setan. Sesekali, melakukan kejahatan dengan wajah berbinar – binar. Bahkan, tak jarang mengaku suci, sungguh mirip setan bukan?   Aku melakukan ini, terkadang merasa takut. Bukan hanya takut, tapi ada rasa dalam dada yang berkelumut. Ingin ku berhenti, dan berusaha menjadi orang baik. Meskipun, aku lebih sering mendapatkan tawa picik.   Tuhan dan Nabi saja punya musuh. Lalu, aku ini siapa? Kok lebih banyak mengeluh. Mungkin, Tuhan di sana pun tertawa sambil tersipu. Sambil berkata, sesungguhnya yang tahu terbaik untukmu, hanyalah Aku. D...

Ahok: Politik Akal Sehat | Review Buku

Hal yang paling malas dibahas setelah kehidupan yang membosankan, adalah politik. Jujur, gue ga benci dengan politik, how can someone hate the good thing? Benar, politik adalah hal yang baik, lu ga salah baca kalimat barusan, yang bikin jelek politik adalah orangnya, atau lebih tepatnya oknumnya. Oknum yang diberi kuasa untuk menentukan sesuatu, bukan untuk kepentingan orang banyak, tetapi untuk dirinya sendiri. *kemudian terdengar suara 'wooooooo... sok bijak anjer.'* Gue, kalau boleh jujur, lumayan mengikuti dunia politik, tapi gue memutuskan untuk ga terjun di hal ini, kenapa? Gue mau idealis, makanya gue terpaksa untuk tidak terjun karena alasan itu. Lagipula, kalau kita bisa lihat periode sekarang ini, banyak sekali orang - orang kompeten yang sudah dan akan mengisi posisi strategis di ranah politik ini, seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi dan banyak tokoh lainnya. Kalau disuruh milih buku tentang biografi seseorang, biasanya gue suka milih yang...

Konten baru.

Setelah beberapa gue nulis diblog ini, gue jadi mikir, kenapa kontennya ga mutu banget? Maksudnya, kek bingung begitu mau bahas apaan diblog ini. Akhirnya gue memutuskan untuk membuat konten review buku saja deh, tapi karena baca buku, paling cepet itu 3 hari, dan paling lama biasanya 1 mingguan, dan niat gue adalah nulis tiap hari, keknya gue tambahin konten review film sama puisi juga deh, bagaimana? kalau ada saran bilang langsung deh. Kenapa gue bilang ini? Maksudnya sih simple, gue butuh trigger saja begitu biar lebih produktif. Jadi ntar review buku setiap senin dan kamis, lalu review film tiap selasa dan jumat dan puisinya rabu, sabtu. Minggu khusus ide sepintas lewat. It seems fun, but i don't know how it's going. Just have fun. Cheers.

Something Just Like This

Coldplay. Kalau mendengarkan itu, kata pertama yang muncul di ingatan gue adalah menyenangkan. Entahlah, bagaimana cara mendeskripsikan yang pas? Coldplay tentu bukan band terbaik, itu faktanya, yang lebih baik jelas lebih banyak. Tapi dia berbeda. Beda dimananya? Soal genre , mungkin lagunya masuk ke dalam kategori alternative pop biasa, tidak ada yang spesial, tapi dalam setiap lagunya seperti ada nyawanya. Bukan berarti musisi yang lain ga begitu, tapi ini lebih ke arah pendapat pribadi. Lebih ke perasaan yang dirasakan. Lagu - lagunya seperti Fix you, Yellow, Scientist dan banyak yang terkenal lainnya, cukup sukses membuat terhipnotis. Bahkan, dulu pernah banget perjalanan dari Surabaya ke Malang yang makan waktu 2 jam 30 menit (waktu itu macet). Lagunya Coldplay semua. Epic. Ga pernah bosen, meskipun lagunya itu ya lagu lama - lama begitu. Selalu ada tempat untuk Coldplay, kalau gue bilangnya. Lagu terbarunya Chainsmoker yang feat. Coldplay ini juga enak, baru banget diril...

Tumbuh

Gue ga teralu suka main game. Ya biasa saja begitu, ga sampai addict banget kek teman yang lain. Yang katanya bisa main sehari sampai lebih dari 10 jam itu. Jujur, gue sendiri ga ada kekuatan main selama itu. Duduk diam selama 2 jam saja sudah risih minta ampun, bagaimana bisa main 10 jam nonstop, ya meskipun ada istirahat seperti makan atau mungkin keluar cari angin sebentar. Tapi tetap saja, how it possible? Gue dulu sempat suka sama game RPG, semacam Ragnarok. Kalau anak gamer pasti tahu game ini. Jadi gamenya petualangan begitu, keliling - keliling menyelesaikan misi. Kalau sudah gede bisa jadi karakter yang di suka, tiap karakter beda kekuatannya. Tapi, gue memutuskan berhenti, karena waktu itu ada insiden dan sepertinya kalau diteruskan bakalan ga baik juga buat diri sendiri. Akhir, setelah smartphone keluar, gue memutuskan untuk lebih sering main game di hp. bahkan, dulu, waktu OS android masih gingerbread . It means 6 years ago. Gue bahkan bisa download banyak game, ganti...

Sleep and Work Hard

If sleeping without work was a good cure for yourself. And work hard with sleepless will give you a better life. What will you choose then?

Next Step

Semalam, setelah percakapan cukup panjang. Meskipun ga penting - penting banget. Kenapa? Karena hanya bercerita tentang masalah pribadi, dengan berusaha untuk mendengarkan satu sama lain. Isinya pun bukan masalah yang harus dipikirkan. Tapi mungkin lebih ke arah untuk memahami, mencari ketenangan, atau bahkan hanya sekedar untuk didengarkan saja. Percakapan dengan teman (sebenarnya dulu, waktu masih SMA disebut guru, karena semua masalah selalu diceritakan ke dia, tapi untuk sekarang, sepertinya kurang relevan, karena saling memberi saran satu sama lain.) dari jam 9 malam hingga jam setengah 2 pagi, tidak menghasilkan banyak hal, tetapi lebih ke arah untuk keyakinan. Yakin kepada diri sendiri. Dia, bercerita bahwa baru saja menikah, dan ketika menikah, tanggung jawab dan semua masalah yang dipunya lebih berat lagi daripada sebelumnya, wajar. Pernikahannya pun baru berusia 2 tahun lebih, tapi dia bercerita banyak hal, meskipun masih ada yang ditutupi. Yang bisa gue lakukan apa? Men...

Beda Rasa

Jadi, hari ini sarapan gudeg. I'm not addicted with it, tapi gue cukup sering makan gudeg. Jadi, ceritanya gue ada langganan gudeg gitu, dekat rumah. Rasanya cakep, tapi bukan berarti enak banget. Intinya cocok lah di lidah. Singkat cerita, setelah lama ga makan gudeg, gue baru tahu kalau ternyata yang punya, itu baru saja meninggal, dan akhirnya rumah di-wakafkan untuk masjid. Bisnisnya bagaimana? Masih dilanjutin sama anaknya kok, tapi yang unik begini, rasanya bisa beda banget. Serius. Gue ga tahu ada perubahan takaran atau bagaimana, gue jadi ingat, setiap makanan di berbagai tempat itu rasanya beda. Meskipun 1 cabang. Ambil contoh, gue makan McDonalds di Darmo rasanya jelas berbeda dengan yang di Manyar, padahal resep dan lain - lainnya tentu sama kan? Menurut gue, bisa saja salah. Hal ini karena pengaruh "keringat" yang buat. Oke, terkesan menjijikkan, tapi kan memang begitu. Tangan beda orang saja rasanya beda, dan pastinya, tiap masak kan keluarin keringat, g...

Why?

I feel like a big baby. Bukan, gue ga minum asi atau bagaimana, tapi lebih ke arah, sering menyalahkan keadaan. I don't know why this happened to me, but it seems like, ga bersyukur dengan keadaan. Oh, God. Gue ga mau meragukan-Mu, tapi berikan yang terbaik. Maaf, gue lebih sering banyak meminta daripada berusaha untuk meraih sesuatu. Maaf.

Dilan | Resensi Buku

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990) "Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990)   Uh. Gimana gue harus memulainya ya? Jadi gini, gue awalnya ga ada niatan buku ini. Sama sekali. Bahkan gue udah bersumpah sama diri sendiri buat ga ngebeli buku ini karena beberapa alasan. Salah satunya adalah buku ini terlalu klise. Gue beli ini, karena desakan teman – teman, dan sedikit kepo juga, wajar. Mostly, temen – temen pada baca ini, terutama cewe. Jarang loh, di era digital ini, masih ada yang nyempatin waktu buat baca buku. Bahkan temen gue yang ga suka baca aja juga baca buku ini. So i try to expect something more from this book. Buku ini menarik, entahlah. Gue sendiri bingung, bagaimana cara yang tepat buat menjelaskan hal menarik dari buku ini. Menurut gue. Setting yang pas, baik waktu, tempat, suasana dan cara pembawaan adala...

Day 31. Closed. #31DaysChallengeYourself

Ini post terakhir dari perjalanan di Sri Lanka, ada beberapa hal yang tak ditulis, seperti bagaimana perjalanan gue dari Colombo, Sri Lanka ke Surabaya, Indonesia. Transit ke beberapa tempat seperti Kuala Lumpur dan Jakarta. Mengalami beberapa kebodohan yang ga seharusnya dilakuin, seperti penggunaan bahasa yang salah di negara orang dan sejenisnya. Ingin gue ceritain, tapi ntar gue buat dalam bentuk videonya saja ya, biar lebih mudah dan enak. Sekalian gue ngelunasin hutang juga. Video nanti bakalan diisi dengan bahasa Inggris, biar bisa gue kasih ke pihak AIESEC Sri Lanka dan juga Surabaya. Tapi, sepertinya gue bakalan buat 2 versi, yang lainnya versi Indonesia, kalau ga malas sih ya. Pokoknya tungguin saja, bakalan gue update di blog ini kok. Btw, terima kasih untuk 1 bulan di Sri Lanka, atau lebih tepatnya 24 hari, dengan segala kebodohannya dan masalah yang gue buat. Sampai jumpa di lain waktu, sehabis kuliah gue usahain buat ke sana lagi deh, dan juga sampai juga buat lu, see ...

Day 30. Chance to Change #31DaysChallengeYourself.

Gue sebenarnya punya kebiasaan yang kalau dilihat orang – orang, bakalan bilang kalau gue itu membosankan. Iya, udah garing, ga lucu, membosankan pula. Ampas memang. *menangis dipojokan* Gue punya kebiasaan untuk ngelihat video motivasi, iya, motivasi. Tapi bukan videonya Laurentius Rando ya, gue sekali lihat langsung muntah. Kalau sejenis Casey Neistat mending sih, karena pakai bahasa inggris, jadi gue belajar bahasa inggris juga dari situ. Kalo bang Rando, mending gue close aja udah YouTubenya. Video motivasi yang gue lihat biasanya tentang beberapa tokoh terkenal, seperti Bill Gates, Steve Jobs, Jack Ma dan beberapa pengusaha terkenal. Terkadang, kalau niat, ya cari video yang isinya scene dari sebuah movie, terus diisi kata – kata motivasi gitu. Seperti videonya The Imitation Game, terus diambil satu – satu quote -nya, dimasukin beberapa lagu penyemangat terus jadi deh. Kebiasaan aneh itu pun ke bawa sampai sekarang, meskipun ga mau lihat secara terang – terangan, Cuma...

Day 29. Pulang #31DaysChallengeYourself

Tidak ada tempat yang lebih indah daripada rumah sendiri. Gue baru meyakini hal itu setelah berada di sini, Sri Lanka. Selama kurang lebih 24 hari, gue dapat banyak hal, meskipun ga seperti yang lain, pada traveling ke berbagai tempat, mulai dari melihat pantai hingga naik gunung. Gue kurang tertarik yang begituan. Karena yang pertama, bakal makan banyak tenaga, lalu ada kerjaan yang perlu dikelarin, dan juga ngabisin banyak duit. Gue termasuk tipikal traveller santai, bukan yang usaha banget pergi ke tempat wisata ramai nan bejibun, gue lebih senang melihat keadaan sekitar, mulai pasar, bangunan, orang – orangnya. Bahkan kalau lagi nganggur banget, pergi ke taman terus ngelihat gaya pacaran di berbagai tempat. Makanya, post gue lebih ke arah kritikan dan cara pandang gue terhadap situasi sekitar, kejadian sehari – hari. Bukan yang pamer foto atau cerita pengalaman tentang pergi ke tempat wisata. Hari ini terakhir tinggal di sini, karena besok bakalan balik, pesawat flight h...

Day 28. Demokrasi dan Komunis #31DaysChallengeYourself

Semalem, beberapa hari sebelum gue balik ke Indonesia. Gue diskusi dengan Julia, dari China. Lumayan cakep sih, tapi ga cocok untuk dijadiin pacar, karena bukan tipe gue. Kalau dibandingin yang lain, doi yang paling cakep dan bening. Hehe. Tema diskusi awalnya adalah, ingin belajar bahasa inggris. Jadi karena di China, dan gue juga baru tahu hal ini, kalau misalnya lu ngomong inggris di sana, kecuali Hongkong. Lu bakalan diliatin, apalagi kalau muka lu China banget. Mereka kek bilang “eh si kampret belagu amat sih, lu China ya China aja.” Gitu katanya. Lalu kami diskusi beberapa hal, mulai dari hal sepele seperti soal pacar, teman, gebetan dan sejenisnya. Kebudayaan di China beda banget, mereka bilang, karena populasi cewe lebih sedikit daripada cowo, maka cewe bener – bener dijaga banget. Hingga akhirnya, kalau masih kuliah, ga dibolehin yang namanya pacaran. Eh, tapi namanya anak muda, pasti ada aja caranya. Dan mereka bingung sama gue, kenapa gue sebegitu beraninya ke ruma...

Day 27. Never be Really Good Enough #31DaysChallengeYourself

Tulisan ini terinspirasi dari salah seorang penulis, gue dapat ini dari retweet- an si Dewi Lestari, atau kalau dalam dunia buku lebih dikenal dengan Dee Lestari. Yang nge- tweet adalah Edward Suhadi. Gue ga tau dia siapa, tapi yang gue tau dia adalah teman – teman penulis terkenal juga. Dan asumsi gue juga berkata kalau dia adalah seorang penulis, karena waktu itu tweet -nya berisi tentang link blognya. Di dalam blognya, dia bercerita tentang kehidupan keluarganya yang sudah menikah kurang lebih 15 tahun, dan masih belum mendapat momongan juga. Sedih? Tentu. Kecewa? Pasti, namanya juga berumah tangga pasti ingin punya momongan juga, meskipun si penulis tidak menceritakan hal itu, tapi dia menjelaskan tentang kondisi istrinya yang sedih karena hal ini. Ada satu hal yang menarik dari dia tulis, dan dia dapat inspirasi ini dari Casey Neistat, seorang film-maker dan juga workaholic. Dia bilang “in life, we never arrived. We’ll never get to the point: ‘YES WE MADE IT!’ because...

Day 26. Emosi #31DaysChallengeYourself

Tahu hal paling bodoh yang ada di dunia ini apa? Emosi. Baik itu emosi senang, bahagia, canda, tawa, sedih, tangis, sendu, marah, dan emosi lainnya. Teman gue, khususnya yang akrab banget. Pasti tahu kalau gue termasuk orang yang jarang ngeluarin emosi. Beda dengan orang baru pertama kali kenal, yang ada dalam pikirannya pasti gue adalah tipe Ekstrovert, atraktif, dan ga bisa diam. Sebenarnya gue ga gitu. Gue hanya ga mau ada suasana canggung. Makanya gue memutuskan ramai kalau di keramaian. Selama di sini, gue sebenarnya campur aduk. Senang? Tentu, karena ini adalah suasana baru, sedih? Iya. Ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ambil contoh, dalam booklet yang gue dapat tentang projek ini, adalah isinya tentang jalan – jalan. Ternyata, maksudnya jalan – jalan adalah gue bayar sendiri. Lu pasti mikir, kalau itu wajar. Tapi, fyi, gue udah bayar di awal sebesar $120 tentang akomodasi dan lain – lain. Kan gue kira semuanya ya, eh ternyata Cuma penginapan doang. Kamp...

Day 25. Kereta Api #31DaysChallengeYourself

Jalan – jalan, kemanapun itu. Pasti ada beberapa hal menarik yang selalu bisa membuat gue stunning. Salah satunya adalah transportasi, seperti kendaraan pribadi, kendaraan umum, kendaraan tradisionalnya kek gimana. Karena menurut gue, hal ini menunjukkan “bagaimana karakter budaya di situ terbentuk?”. Ga percaya? Oke, ambil contoh, ketika gue ke Makassar, yang paling membuat gue perhatian adalah kendaraan pribadinya, terutama motor. Hampir kebanyakaan motor di sana suaranya kencang – kencang, khas suara mesin brong yang dibuat pamer itu. Ngebut kagak, berisik iya. Hal ini nunjukin, kalau di Makassar itu, orangnya berani – berani. Ga percaya? Ajak berantem aja orang sana. Lu bakal paham maksud gue. Terus contoh lain, ke Singapura. Yang ini lebih unik lagi, kendaraan pribadinya sedikit, kenapa? Fyi, harga untuk kendaraan pribadi seperti Toyota Avanza aja harganya kalau dikurskan ke rupiah sekitar Rp 1 Milliar lebih. Selain itu, kendaraan umumnya seperti MRT (Mass Rapid Transpo...

Day 24. Indian Crossing #31DaysChallengeYourself

Perjalanan ke luar negeri itu sebenarnya menyenangkan, tapi ngeselin juga. Apalagi, kalau cerita tentang keburukan sesuatu, pasti kesel juga kan? Nah, gue niat awalnya kesal, tapi ga jadi, karena kalau dipikir – pikir lucu juga. Jadi gini, selama di Sri Lanka ini, banyak banget orang dari Indianya, mungkin karena 1 rumpun, jadi mereka saling paham satu sama lain. Yang gue tau tentang India, berdasarkan googling adalah, tempat ini termasuk tempat yang ga recomended buat jalan – jalan, karena tempat liburan yang paling terkenal Cuma Taj Mahal, selain itu, sisanya hanya berita tentang Mahabarata dan film india sejenis yang dibawa ke Indonesia. Kata Janith, orang AIESEC asli Sri Lanka ini, dia bilang kalau orang India itu punya istilah sendiri untuk menyebrang jalan, namanya Indian Crossing. Jadi, itu maksudnya hampir sama dengan di Indonesia gitu, dengan modal tangan kosong aja, kita bisa nyebrang. Tanpa perlu adanya lampu merah atau zebra cross . Edan ga tuh? Gue aja geleng – ...

Day 23. Doa Pastur #31DaysChallengeYourself

Hari ini ada sesi, tempatnya di gereja gitu. Karena projek gue adalah gender equality. So gue harus ngasih berupa edukasi tentang hal itu. Ntar lebih jelasnya gue kasih videonya deh. Sesi dimulai jam 9 pagi, kami berangkat jam 8 lebih, karena masih nunggu uber, jadinya telat. Selama perjalanan, jalanan macet, dan nyetir cenderung ngawur. Ya, ciri khas orang Jakarta gitu, bedanya di sini ga semacet Jakarta. Dan parahnya lagi, tadi nyaris nabrak Tuk-Tuk (re: bajaj khas Sri Lanka). Shock? Ga bisa shock lagi, udah keburu ngantuk, makanya sabodo. Nah, setelah itu, akhirnya kita sampai di gereja. Telat 5 menit sih, dan kita perlu melakukan beberapa persiapan sebelum memulai presentasi, yang hadir Cuma 10 orang, rencananya sih sekitar 35, tapi ga masalah deh, daripada ga ada yang hadir. Ya ga? Lalu, kami disediain translator, karena audience nya ga bisa bahasa inggris sama sekali. Sebelum acara di mulai, gue nunggu di luar ruangan gereja. Bukan, gue bukannya ga mau masuk gereja,...

Day 22. Rumah Sakit #31DaysChallengeYourself

Gue ga terlalu suka dengan rumah sakit, makanya sebisa mungkin gue selalu menghindari hal – hal yang berbau rumah sakit. Gue selalu olahraga biar badan tetap fit, bahkan, kalau niat dikit, gue sesekali beli buah – buahan. Tapi akhir – akhir ini jarang dilakuin, karena mager buat belinya, mager juga buat ngupas buahnya. Ehe. Ternyata, meskipun semua udah di plan sebagaimana yang gue mau, ga semuanya menjadi kenyataan, dan tadi malam gue pergi ke rumah sakit, karena ada masalah dengan tangan gue. Jadi, ceritanya adalah, jari gue berasa kemasukan sesuatu, jadi kesannya ganjel banget. Gue korek – korek lah, biar keluar yang ganjel itu, sampai berdarah – darah. Setelah gue biarin 2 – 3 jam, ternyata masih gatal, yauda gue korek lagi. Gitu terus sampai hampir nyentuh tulangnya. Serem? Gue aja takut kok ngeliatnya! Terus gue konsul deh sama orang asli sininya, minta dibawa ke dokter, dan ternyata dibawainnya ke rumah sakit. Oh. God. Damn. Shit. Sesampainya di rumah sakit, udah keciu...

Day 21. Alone and Lonely #31DaysChallengYourself

Where’s your heart belongs? Tiba – tiba pertanyaan ini terlintas di otak gue pagi – pagi. Gue masih berusaha mencari jawaban, sampai post ini dibuat, dengan harapan adalah gue tahu jawabannya. Mungkin, kalau misalnya lu ada saran atahu punya jawabannya sendiri, bisa komen atahu kontak gue langsung. Gue, udah mulai sering jalan – jalan dari SMA, meskipun dulu destinasinya hanya yang dekat dengan Surabaya, seperti Malang, Lamongan dan beberapa kota lainnya. Bahkan kalau niat dikit, ke Bali. It takes 1 day to reach it. 8 jam perjalanan darat, 1 atahu 2 jam perjalanan kapal, dan 4 jam untuk sampai kota. Belum diitung dengan berhentinya. Masuk ke kuliah, gue mulai coba hal – hal baru. Memperluas destinasi. Yang awalnya hanya sekitar Jawa – Bali. Akhirnya gue bisa ke Kalimantan, tepatnya ke Banjarmasin. Ke Sulawesi juga kesampaian. Yang awalnya ke Manado by accident , kalau boleh jujur, gue kira Manado itu Sulawesi Selatan, ternyata di Sulawesi Utara. Kalau Makassar baru Sulawesi ...

Day 20. Minggu Tenang #31DaysChallengeYourself

Fyi, sebelum gue memulai post, gue mau ngucapin selamat hari kemerdekaan untuk Sri Lanka, tepatnya tanggal 4 Februari, selamat! Semoga makin bagus dan mumpuni untuk didatangi. Gue tau beberapa hal baru lagi! Jadi, selama beberapa minggu di sini, gue suka memperhatikan, kalau misalnya tiap hari kerja, dari senin hingga jumat, pasti ramai banget. Ramainya itu ga wajar gitu, apalagi gue tinggal di kawasan pasar, pasti setiap pagi membludak gitu. Sebel? Jelas. Gue ga terlalu suka tempat yang ramai – ramai, tapi kalau tempat ramai, biasanya dekat banget sama lokasi makanan. Jadi gue harap – harap maklum aja deh. Nah, kalau waktu weekend, seperti sabtu dan minggu. Ini sepi banget. Ada yang lewat sih beberapa, tapi itupun pas sore hari. Bisa bayangin betapa sepinya? Dan gue baru tau, ternyata hari ibadah mereka adalah sabtu dan minggu. Macam agama kristen ya? Tapi mereka taat – taat loh, buktinya ga ada kemacetan sama sekali di jalanan seperti hari normal. Itu artinya mereka kan iba...

Day 19. Bobok Bareng Bule #31DaysChallengYourself

Pernah dengar pepatah tentang "kalau mau pinter bahasa inggris, ya tidur bareng bule." ga? Nah, gue baru percaya hal itu beneran setelah di sini. Setelah sekitar 2 minggu lebih tidur bareng mereka, i try to understand. Kenapa hal ini bisa terjadi? Gue bakal coba jelasin satu - persatu. Pertama, kalau misalnya kalian tidur bareng saudara atau teman, apalagi 1 negara, pasti yang bakalan diomongin adalah bahasa sehari - hari. Contoh ini, gue tidur bareng saudara gue, sama - sama dari Indonesia, nah kalau baru bangun, terus mau ngomong sesuatu, pasti mikir bahasa paling mudah kan? Ya pakai bahasa Indonesia lah, beda cerita kalau tidur sama bule, mau ga mau dipaksa mikir buat bahasa inggrisnya, ya bagaimana lagi? Bahasa paling universal kan? Kecuali kalau lu sudah lama tinggal di negara yang punya bahasa sendiri, seperti China atau Filiphina begitu Lalu, masalah telinga. Karena sudah kebiasaan dengar bahasa inggris, ketika mendengarkan bahasa inggris dari berbagai logat, sepe...

Day 18. Lotre #31DaysChallengeYourself

Gue kira, hanya Indonesia aja yang unik. Ternyata Sri Lanka itu lebih unik. Gaya hidupnya 11:12 dengan Indonesia. Ga percaya? Di sini, sinetron banyak yang nonton, jualan di rel kereta api, bahkan yang lebih unik adalah lotre. Oke, mungkin menurut lu, lotre itu biasa aja. Hal itu bakalan biasa banget kalau misalnya sekelas dengan Las Vegas, tapi di sini, mereka jualannya di pasar. Gue jadi ingat, puluhan tahun lalu, ketika masih eranya Soeharto atau biasanya dipanggil dengan bapak pembangunan. Wajar lah, selama 32 tahun menjabat, kalau ga bisa membangun ya bermasalah. Tapi meskipun membangun pun, itu sebenarnya masih bermasalah juga, karena yang dibangun hanyalah Pulau Jawa. Pulau lainnya? Hahaha, kalian bisa cari tahu sendiri J Nah, ada salah satu kebijakan yang merepotkan juga pada waktu itu, gue lupa namanya, tapi berhubungan juga dengan lotre. Gue pernah diceritain sesepuh gue bahwa kalau mau kaya itu gampang, cukup pakai lotre aja. Tapi ada yang bobrok dari sistem ini, k...

Day 17. Hidup Kos #31DaysChallengeYourself

Bentar lagi gue balik, 13 Februari besok, yang berarti hari senin. Tetapi, gue bakalan stay di bandara dari jam 10 malem tanggal 12 nya. Kenapa? Karena pesawat gue berangkatnya jam 00.25 waktu Sri Lanka, kalau dijadiin jam Surabaya itu jam 2 malem. Cepat banget ya? Ga kerasa deh, awalnya niat balik tanggal 20 tapi karena mau ngurus visa buat bulan maret, jadi mau ga mau harus balik 2 minggu sebelumnya. Postingan kali ini bakalan isinya tentang duit, kalau misalnya lu ga suka bahas soal duit, bisa skip aja ke post berikutnya, tapi kalau lu mau kesini, dan perlu referensi buat biaya dan lain – lain, silahkan baca. Jadi, kalau lu pergi ke Sri Lanka, pertama perlu tourist visa, harga visanya itu kalau ga salah US$35. Kalau dikurskan dengan $1 = Rp13.500 kira – kira habisnya Rp 500.000, itu kalau tourist visa, masih ada visa – visa yang lain. Kalau misalnya udah pakai tourist visa, ga bisa dipakai buat yang lain, mau pakai yang lain? Kena charge tambahan yang ga sedikit. Nah, kala...

Day 16. Disabilitas. #31DaysChallengeYourself

Mau tahu cara bersyukur tapi mudah? Mudah, cukup datangi panti asuhan. Mau lebih bersyukur lagi? Cari panti asuhan buat orang disabilitas. Mau lebih lebih lebih bersyukur lagi? Cari panti asuhan yang isinya orang – orang punya masalah dengan mental, atau bahasa sekarangnya disebut autis. Jadi, kemaren adalah sesi projek. Gue jalan – jalan ke Sri Lanka ini ga hanya buat main – main, tentu ada projek yang harus dikelarin. Projeknya namanya I Respect You. Ini tentang gender equality atau kalau diartiin maksudnya adalah kesetaraan gender . Jadi, ga ada bedanya tuh antara perempuan dan laki – laki. Itu tujuan utama dari projek ini. Awalnya, ketika 1 hari setelah sampai di sini, dan ngomong dengan beberapa teman dari China yang 1 projek. Mereka bilang kalau projeknya udah selesai. Gue shock lah. Pengen ngomel, tapi gimana? Kan udah sampai juga. Terus, untungnya dikasih sesi tambahan. Lalu, gue ga jadi mangkel deh. Hehe. Nah, sesi tambahan ini yang sebenarnya agak ngehek. Awalnya ...

Day 15. Bubur dan Sambal ABC #31DaysChallengeYourself

Setiap negara pasti ada makanan khas, seperti di Sri Lanka ini, makanan khasnya Curry. I never taste it. Ga yakin. Makan ayam disini aja, gue takut halal apa engga. Tapi kalo ga makan, ntar makannya telor doang tiap hari. Ya jadi gue tetap makan lah. Lagian dulu juga lumayan sering makan babi, meskipun baru tau belakangan setelah makan. Kan ga masalah ya? Hehe. Karena teman se-rumah ini kebanyakan adalah orang China, mereka udah 2 kali ngebuat bubur China. Enak? Ga bisa dibilang enak, tapi ya bisa dimakan lah. Kalau buat lu yang ga tau bentuknya gimana, jadi kalau di Indonesia itu, buburnya kan encer gitu ya, nah disini itu masih berupa nasi gitu, tapi pakai kuah. Ya semacam bakso dikasih nasi gitu lah. Tapi ga ada baksonya. Ada daging, tapi kek bacon gitu. Tau kan? Nah tapi bukan bacon juga, ini kueeeeciiiiil banget. Pas dimakan pun rasanya juga ya kurang berasa gitu lah. Intinya masih enakan di Indonesia kalau soal rasa. Nah, orang China ini, yang baru gue tau, mereka seper...

Day 14. Muslim, Amerika, dan Indonesia. #31DaysChallengeYourself

Meskipun gue udah 2 minggu kurang stay di Sri Lanka, bukan berarti gue ga ngikutin perkembangan berita, baik di Indonesia maupun luar negeri, macam Amerika. Beda dengan teman sekamar, mereka masih beranggapan bahwa presiden Amerika yang sekarang adalah Barrack Obama. Like seriously, gue ga boong ini. Mereka ga tau kalau ternyata presidennya udah ganti si Trump. Mau jelasin juga susah, tapi ya gimana lagi, informasi di China kan sangat diawasi pemerintah, jadi mereka ga bisa banyak mengakses situs luar. Balik lagi ke Amerika, gue udah lama sih dapat kabar ini, tapi melakukan riset dulu sebelum menulis. Meskipun bersifat subjektif, bukan berarti gue bisa nulis seenak jidat kan? Yah minimal, dapat info dari beberapa sumber terpercaya gitu lah. Jadi, ceritanya adalah, umat muslim dari berbagai negara islam terbesar di dunia semacam Yaman, Irak, Iran, dan beberapa negara lainnya, gue lupa, yang jelas ada 7 negara besar dilarang untuk memasuki Amerika selama 90 hari lamanya. Alasan...

Day 13. Harga Turis vs Harga Lokal. #31DaysChallengeYourself

Politik itu menyebalkan, tapi ada yang lebih menyebalkan ternyata, sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Nah, begitu deh sistem pemerintahan di sini. Gue dulu beranggapan, pemerintahan tertutup di China itu udah cukup buruk, semuanya di blokir, dari media sosial macam Facebook, Twitter, bahkan Google pun diblokir. Kalau mau ya pakai vpn gitu. Fyi, buat yang ga tau vpn itu apa, itu aplikasi buat ngebuka website atau apps yang diblokir gitu. Gue juga make, tapi buat bokepan. Ehe. Nah, ternyata anggapan gue selama ini salah. Eh bukan salah, mungkin kurang tepat. Ambil contoh gini, kalau misalnya lu pergi ke sini, pasti tujuan lu adalah traveling, jelas itu. Mau bisnis? Gue masih belum merasa ini tempat yang cocok buat bisnis, masih banyak hal yang belum disupport disini. Jadi, mostly orang berkunjung kesini adalah untuk jalan – jalan. Yang baru gue tau adalah, harga untuk turis lokal dengan luar negeri itu jauh banget. Ambil contoh, kemaren gue pergi ke museum, untuk orang ...