Dilan | Resensi Buku


"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990)

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990)

 

Uh. Gimana gue harus memulainya ya? Jadi gini, gue awalnya ga ada niatan buku ini. Sama sekali. Bahkan gue udah bersumpah sama diri sendiri buat ga ngebeli buku ini karena beberapa alasan. Salah satunya adalah buku ini terlalu klise.

Gue beli ini, karena desakan teman – teman, dan sedikit kepo juga, wajar. Mostly, temen – temen pada baca ini, terutama cewe. Jarang loh, di era digital ini, masih ada yang nyempatin waktu buat baca buku. Bahkan temen gue yang ga suka baca aja juga baca buku ini. So i try to expect something more from this book.

Buku ini menarik, entahlah. Gue sendiri bingung, bagaimana cara yang tepat buat menjelaskan hal menarik dari buku ini. Menurut gue. Setting yang pas, baik waktu, tempat, suasana dan cara pembawaan adalah hal – hal yang membuat buku ini enak dibaca dan membuat pembaca hanyut.

Pidi baiq, seorang seniman yang cukup jago dalam bermain musik dan mencipta lagu. Ternyata hal itu juga mempengaruhi “seni” dalam buku ini. Dapat terlihat dari penggunaan bahasa, yang anak 90an banget. Cerita cinta anak SMA yang sepele. Bagaimana ya bilangnya, ini buku cocok banget yang merasa masa SMAnya bahagia banget, dan pengen nostalgia. You will get lost by read this book.

Secara desain, gue no comment aja deh, selera orang – orang kan beda beda, tapi gue ga komplain sama desain nih buku, tapi ga suka – suka amat. Standard. Di bagian depan, ada cover gambar Dilan, dan sebuah quote dari Pidi Baiq. Di sisi samping, hanya tulisan Dilan, penulis dan penerbit buku, dan dibagian belakang, ada beberapa quote dari Dilan dan testimoni dari para pembaca setianya. It’s normal right?

Ada satu hal yang gue ga suka banget dari buku ini. Karakter. Pembawaannya sangat khas, seperti Milea, diceritakan kalau Milea itu cewe yang sangat manja, gengsi, mau menang sendiri. Persis lah dengan cewe – cewe jaman sekarang. Lalu, Dilan. He’s a good damn as a jerk. Dari cara pembawaannya, cara dia memikat Milea, dan semua kelakuan konyol dia, menggambarkan segalanya. Ini kan bikin kesel! Jadi ada standar yang tinggi, buat cowo dapetin cewe. Terutama cewe yang udah baca Dilan. Damn!

Kesimpulannya simple, buku ini bagus. Terutama yang suka cinta – cintaan, hal klise. Bisa tuh beli buku ini, ga perlu mikir berat juga bacanya, bakal lebih recomended buat anak 90an, karena bisa setidaknya menerka – nerka kondisi saat itu. Buat anak 2000an, lumayan belajar sejarah di buku ini. Buat lu yang mau pdkt ma cewe, ini bisa dijadiin referensi nih kalau mau pdkt ma cewe harusnya bagaimana. Dan buat cewe, please, jangan nyusahin kek Milea, manja boleh, gengsi jangan. Repot.

Buat yang belajar nulis gimana? Recomended lah, semua penulis terkenal tentu punya ciri khas masing – masing, termasuk Pidi Baiq ini. Coba aja baca, lu bakal ngerti bagaimana menyampaikan sesuatu dengan ringan, tapi “rasanya” ga lepas. Seperti Dilan ini.

Btw, kalau ada saran buku, langsung komen dibawah yak. See you next video. Bye!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020

Pecel Lele | Puisi