Day 30. Chance to Change #31DaysChallengeYourself.


Gue sebenarnya punya kebiasaan yang kalau dilihat orang – orang, bakalan bilang kalau gue itu membosankan. Iya, udah garing, ga lucu, membosankan pula. Ampas memang. *menangis dipojokan*

Gue punya kebiasaan untuk ngelihat video motivasi, iya, motivasi. Tapi bukan videonya Laurentius Rando ya, gue sekali lihat langsung muntah. Kalau sejenis Casey Neistat mending sih, karena pakai bahasa inggris, jadi gue belajar bahasa inggris juga dari situ. Kalo bang Rando, mending gue close aja udah YouTubenya.

Video motivasi yang gue lihat biasanya tentang beberapa tokoh terkenal, seperti Bill Gates, Steve Jobs, Jack Ma dan beberapa pengusaha terkenal. Terkadang, kalau niat, ya cari video yang isinya scene dari sebuah movie, terus diisi kata – kata motivasi gitu. Seperti videonya The Imitation Game, terus diambil satu – satu quote-nya, dimasukin beberapa lagu penyemangat terus jadi deh.

Kebiasaan aneh itu pun ke bawa sampai sekarang, meskipun ga mau lihat secara terang – terangan, Cuma sekilas aja kalau ga ada video yang bisa ditonton. Terus, ada yang nanya gitu pas gue lagi liat video motivasi.

“faisal, kamu suka melihat video seperti itu? Aku tidak mengerti” katanya.

“lumayan, kenapa emangnya?”

“engga, aku tidak mengerti karena menurutku buat apa? Kamu hanya mendengarkan kata – kata motivasi dari orang – orang sukses, sedangkan kamu tidak dapat apa – apa.”

“oh ya? Kenapa kamu berfikir seperti itu?”

“entahlah, sampai sekarang saja aku tidak ada motivasi, bahkan alasan untuk hidup pun tidak ada.”

Lalu ada hening yang cukup panjang, gue ga mau menasehati dan juga sok pinter, karena gue juga belum banyak berbuat sesuatu. Btw, semua percakapan diatas pakai bahasa inggris ya, gue artiin biar lebih mudah.

Terus gue mikir, kenapa ada orang bisa mikir seperti itu? I mean, setiap orang punya tujuan hidup, bahkan untuk hal sepele. Seperti anak kecil misalnya, dia punya alasan untuk sekolah, karena buat ngewujudin cita – citanya, entah jadi pilot atau tentara. Oke, lu bakalan bilang kalau mereka masih kecil, belum kenal yang namanya hidup, belum tahu hal – hal fucked up dan sejenisnya. Ada kok contoh yang orang dewasa, seperti bekerja untuk ngebahagiain orang tua atau pasangan. There must be something for us to keep living, right? Maybe bout love, family, friend, business or God’s chance.

Gue pernah baca, bukunya Malcolm Gladwell, judulnya Outliers, di buku itu diceritain tentang, bagaimana seseorang yang sukses itu bisa terjadi? Menurutnya, kesuksesan itu ada karena bakat + kerja keras + kesempatan. Apapun yang ada di dunia ini, semua kesempatan. Seperti bisa diterima di sekolah negeri, masuk kampus favorit, lalu bisa jalan – jalan melihat dunia yang luas, terus punya banyak teman, itu semua kesempatan. Kerja keras kembali ke diri masing – masing, lu niat ga sama yang lu mau, sedangkan bakat? Itu yang ngasih Tuhan, karena tiap orang bakatnya beda – beda, posisinya beda – beda. Tugas lu Cuma mengembangkan 3 hal itu biar menjadi yang sesuai lu usahakan.

Sekarang, gue mau tanya sama lu. Coba liat sekitar lu, tanya sama diri lu sendiri, apa gue udah ada diposisi yang gue mau? Udah memanfaatkan semua kesempatan yang ada? Kerja keras lu bagaimana? Bakat lu apa? You must have a reason to stay in here position. Atleast, if you still don’t know bout it. You are here now, cause God’s Chance.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020

Pecel Lele | Puisi