Day 13. Harga Turis vs Harga Lokal. #31DaysChallengeYourself


Politik itu menyebalkan, tapi ada yang lebih menyebalkan ternyata, sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Nah, begitu deh sistem pemerintahan di sini. Gue dulu beranggapan, pemerintahan tertutup di China itu udah cukup buruk, semuanya di blokir, dari media sosial macam Facebook, Twitter, bahkan Google pun diblokir. Kalau mau ya pakai vpn gitu. Fyi, buat yang ga tau vpn itu apa, itu aplikasi buat ngebuka website atau apps yang diblokir gitu. Gue juga make, tapi buat bokepan. Ehe.

Nah, ternyata anggapan gue selama ini salah. Eh bukan salah, mungkin kurang tepat. Ambil contoh gini, kalau misalnya lu pergi ke sini, pasti tujuan lu adalah traveling, jelas itu. Mau bisnis? Gue masih belum merasa ini tempat yang cocok buat bisnis, masih banyak hal yang belum disupport disini. Jadi, mostly orang berkunjung kesini adalah untuk jalan – jalan.

Yang baru gue tau adalah, harga untuk turis lokal dengan luar negeri itu jauh banget. Ambil contoh, kemaren gue pergi ke museum, untuk orang lokal harganya Cuma sekitar Rp 5.000, sedangkan untuk turis luar negeri itu Rp 60.000, kampret banget kan? Ada lagi nih, misalnya lu pergi ke Kandy, ini tempat bagus banget, macam Gunung Bromo gitu tapi ini lebih asri dan banyak gajah. Untuk orang lokal, harganya sekitar Rp 15.000, sedangkan buat luar negeri, sekitar Rp 350.000, tai banget kan? Gue berani sumpah deh ini beneran.

Terus, gue kan ga mungkin marah – marah tanpa alasan di tempat wisata gitu kan, bisa digebukin massal gue, lagian juga mereka ga bakal ngerti bahasa gue, yauda akhirnya gue memutuskan untuk memahami, kenapa kok bisa gini terjadi? Alasan paling masuk adalah, biar dapat banyak untung. Ya kalau ga gitu, buat apalagi coba? Mereka memanfaatkan tempat wisata mereka, demi ngedapetin duit yang banyak, dan juga bisa jadi pemasukan negara, right?

Tapi, kalau misalnya hal itu beneran jadi alasan utama, gue cukup miris. Miris banget. Pertama, berarti pemerintah punya banyak banget duit buat membantu mengembangkan negaranya, bisa dalam hal infrastruktur misalnya. Disini itu, jalanan yang bagus itu Cuma pusat kota, Colombo, sisanya ya sama aja kek jalanan kota – kota kecil di Indonesia. Miris.

Kalau ga gitu ya, bisa juga buat ningkatin dalam hal edukasi. Ini beneran penting banget, banyaknya turis dari berbagai negara, berarti pemerintah harus mempertahankan budayanya banget kalau ga mau tergerus. Selain itu, kalau misalnya lu naik kendaraan umum, macam Tuk-Tuk (sejenis dengan bajaj). Mereka nyetirnya pada gila – gila. Padahal ya Tuk-Tuk itu kendaraannya gede gitu loh, dibandingin motor. Dan ini bisa nampung 3 orang penumpang sekaligus, tapi mereka nyetirnya kek naik motor. Kan gue yang tegang pret.

Ah entahlah, kayaknya gue banyakan suudzon aja sama negara ini, tapi daripada harus ngomel lebih banyak lagi, gue berdoa biar negeri ini makin bagus dalam pelayanan. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi berakhiran U

Saat Mimpimu Lebih Besar Daripada Sebelumnya | 14 Januari 2020

Pecel Lele | Puisi