Day 14. Muslim, Amerika, dan Indonesia. #31DaysChallengeYourself
Meskipun gue udah 2 minggu kurang stay di Sri Lanka, bukan
berarti gue ga ngikutin perkembangan berita, baik di Indonesia maupun luar
negeri, macam Amerika. Beda dengan teman sekamar, mereka masih beranggapan
bahwa presiden Amerika yang sekarang adalah Barrack Obama. Like seriously, gue
ga boong ini. Mereka ga tau kalau ternyata presidennya udah ganti si Trump. Mau
jelasin juga susah, tapi ya gimana lagi, informasi di China kan sangat diawasi
pemerintah, jadi mereka ga bisa banyak mengakses situs luar.
Balik lagi ke Amerika, gue udah lama sih dapat kabar ini,
tapi melakukan riset dulu sebelum menulis. Meskipun bersifat subjektif, bukan
berarti gue bisa nulis seenak jidat kan? Yah minimal, dapat info dari beberapa
sumber terpercaya gitu lah.
Jadi, ceritanya adalah, umat muslim dari berbagai negara
islam terbesar di dunia semacam Yaman, Irak, Iran, dan beberapa negara lainnya,
gue lupa, yang jelas ada 7 negara besar dilarang untuk memasuki Amerika selama
90 hari lamanya. Alasannya adalah, untuk mengurangi terorisme. Karena as we
know, negara – negara itu diklaim sebagai negara penghasil “teroris” terbesar.
Selain itu juga, kebijakan Trump lainnya adalah, membuat
tembok pembatas besar di daerah Mexico (mungkin, gue lupa detailnya) dengan
alasan untuk mengurangi para imigran. Katanya, banyaknya imigran yang berada
dari luar negara Amerika, sehingga menyebabkan, warga lokal tidak memiliki
kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan.
Oke, gue bakalan bahas yang pertama dulu, tentang melarang
umat islam. Gue masih belum ngeh kenapa bisa begitu? I mean, gini. Sebenarnya,
untuk menjadi teroris itu ga melihat tentang agamanya. Maksudnya, agama apapun
itu ga ngajarin seseorang untuk menjadi teroris. Itu faktanya. Mungkin karena framming di media, mengenai tentang
ISIS, yang dimana dia mengaku sebagai “islam”. Bukan berarti, semua umat islam
begitu kan?
Selain itu juga, kalau misalnya emang islam buruk dan
merepotkan bagi warga Amerika. Ga bakalan ada tuh yang namanya demo di bandara
New York dan beberapa bandara lainnya,
untuk membolehkan umat islam biar bisa masuk gitu. Is it make sense? Hm,
silahkan lu pikir sendiri.
Untuk yang ke 2, sebenarnya ini udah masuk masalah pribadi
Amerika, siap bersaing atau tidak. Dan kalau dilihat, menurut gue, Trump ingin
membuat negaranya 11:12 dengan Korea Utara, dengan cara membuat apapun itu,
khusus untuk negaranya sendiri. Contoh, pekerja. Bahkan Trump pun mengajak
perusahaan – perusahaan besar untuk membuat pabriknya di Amerika, dengan cara
meringankan pajak khusus perusahaan besar. Ini beneran, silahkan aja googling
kalau ga percaya.
Hal ini sebenarnya dikecam oleh perusahaan teknologi,
sejenis dengan Google, Facebook, Twitter dan beberapa perusahaan lainnya.
Mereka beranggapan bahwa, sejatinya Amerika sendiri ya bangsa Imigran. Yang
berarti semua orang yang tinggal di Amerika berhak mendapatkan hak yang sama.
Terlepas dia imigran apa bukan. Dan coba bayangkan, perusahaan seperti Apple,
membuat bisnisnya di Amerika. Harga untuk 1 iPhone buatan China saja $649. Dan
bayangkan, apabila dibuat di Amerika. 1 iPhone bisa sampai $2000 kali ya? Hm,
ga habis pikir gue, ckck.
Nah, yang lucunya. Indonesia juga punya masalah yang sama
dengan Amerika, tentang umat muslim tentunya. Bedanya, kalau di Amerika, umat muslim
itu minoritas, sedangkan di Indonesia itu mayoritas, dan sikapnya pun berbeda.
Ga percaya? Coba aja kalian googling deh, beberapa kejadian yang
mengatas-namakan umat Islam. Khususnya FPI. Bahkan yang terbaru ini, di
persidangan kasus Ahok, ada yang ditampar tuh orang media, karena agamanya
kristen. Ckck, gue ga paham. Mungkin karena mereka belum pernah merasakan
minoritas kali ya? Atau mereka belum pernah merasakan 1 vs 1? Soalnya mereka
keroyokan sih kemana – mana. Ckck. Ada tanggapan ga lu?
Komentar
Posting Komentar